Cerita Pilu Jamaah Umrah Asal Jember Terlantar di Arab Saudi
Puluhan jamaah umrah asal Kabupaten Jember terlantar di Kota Madinah, Arab Saudi. Mereka yang berangkat melalui PT Z, sebagian sudah kembali ke tanah air menggunakan uang pribadi.
Salah satu jamaah umrah asal Kecamatan Mayang, Jember, Muhammad Eko mengatakan, sesampainya di Mekah, jamaah umrah yang berangkat melalui PT Z tidak terlantar. Kebutuhan hotel dan makan tersedia seperti layaknya jamaah yang lain.
Namun, setelah beberapa hari berada di Kota Madinah, jamaah umrah mulai merasa ditelantarkan. Padahal seluruh jamaah Umrah PT Z itu telah melunasi biaya yang harus dibayarkan, yakni Rp35,9 juta per orang.
Dengan harga tersebut, jamaah umrah mendapatkan paket selama 16 hari di tanah suci. Namun, pada saatnya pulang di hari ke 16, mereka tidak bisa pulang karena tidak ada tiket.
Saat checkout dari hotel pada hari ke 16, jamaah tidak langsung dibawa ke Bandara Jeddah. Para jamaah dibawa berputar-puter menaiki bus tanpa tujuan yang jelas.
Karena tak kunjung dipulangkan, Eko bersama istri dan orang tuanya terlantar selama dua hari di Madinah. “Pelayanan tidak sesuai dengan yang tertera pada brosur. Padahal saya ikut yang reguler bukan promo, saya bayar Rp36,9 juta per orang. Saya berangkat bersama istri dan orang tua,” kata Eko, Selasa, 31 Oktober 2023.
Jamaah umrah sejak saat itu mulai panik dan kelaparan. Sedangkan kepulangan mereka juga tidak jelas. Sebagian jamaah yang memang mampu secara finansial bisa pulang saat itu juga. Salah satunya jamaah umrah yang berasal dari Kecamatan Ambulu, Jember.
Sementara jamaah yang tidak memiliki cukup uang, baru bisa kembali setelah meminta kiriman dari keluarganya yang ada di tanah air.
Sejauh yang diketahui Eko, selain membayar dengan biaya sendiri, ada kurang lebih 14 jamaah Umrah yang mendapatkan tiket dari pihak Travel. “Dua hari berputar-puter, mau pulang selalu gagal karena tidak ada tiket. Ada 14-16 orang yang dibelikan pihak travel,” pungkasnya.
Sementara itu, jamaah umrah yang lain, Sumiyati, warga Kecamatan Puger mengatakan, ketidakberesan PT Z sudah mulai dirasakan sejak awal keberangkatan dari Jember. Sesuai rencana awal, jamaah dari Jember langsung ke Surabaya. Jamaah akan diterbangkan dari Surabaya.
Namun, kenyataannya mereka dibawa naik bus ke Jakarta. Sesampainya di Jakarta, jamaah masih harus bermalam satu malam di hotel.
Selanjutnya Sumiyati diterbangkan dari Jakarta menuju Dubai. Selama berada di pesawat sampai turun, Sumiyati dan suaminya tidak diberikan makan. Perjalanan dilanjutkan ke Jeddah tanpa ada makanan apa pun.
Sesampainya di Mekah, Sumiyati bersama jamaah Umrah lainnya memakai ihram untuk melakukan ibadah. Selama berada di Mekah, fasilitas yang dijanjikan pihak travel terpenuhi.
Kondisi tidak mengenakkan kembali dirasakan pada saat checkout dari hotel di Madinah. Sesuai jadwal seharusnya jamaah dijemput bus menuju ke Bandara Jeddah.
“Saat itu saya disuruh checkout pukul 14.00 waktu setempat, karena pukul 13.00 bus akan datang menjemput. Ternyata busnya baru datang saat Magrib,” kata Sumiyati, Selasa, 31 Oktober 2023.
Setelah masuk ke dalam bus, ternyata jamaah tidak dibawa ke bandara. Mereka dibawa berputar-putar tanpa tujuan yang jelas. Karena curiga, salah satu jamaah menghubungi pihak KBRI di Arab Saudi. Sejak saat itu terungkap bahwa sebenarnya mereka tidak memiliki tiket untuk kembali ke tanah air.
Bagi jamaah yang memiliki uang bisa pulang pada hari itu. Sementara jamaah yang tidak memiliki uang, seperti Sumiyati dan suami meminta kiriman dari anaknya yang berada di Jember.
Sumiyati baru bisa pulang ke Jember pada tanggal 29 Oktober 2023. Ia membayar tiket sebesar Rp 17 juta untuk dirinya dan suami. “Yang ada punya uang langsung beli, kayak jamaah dari Kecamatan Ambulu. Saya tiga hari kemudian setelah meminta transfer ke anak Rp 17 juta,” lanjutnya.
Sebelum terbang ke Indonesia, Sumiyati melihat masih banyak jamaah lain yang belum bisa pulang. Termasuk jamaah yang sudah lansia. “Saya selalu berada di dalam, jadi gak tahu. Saya kumpul saat mau beli tiket. Yang belum pulang masih banyak,” pungkasnya.
Setidaknya ada tiga video saat jamaah umrah terlantar di Arab Saudi. Salah satu video terdapat seorang jamaah umrah perempuan yang mengatakan kelaparan.
Dalam video yang berbeda, terlihat salah satu jamaah umrah laki-laki memaksa membuka pintu bus yang mereka tumpangi. Jamaah tersebut tampak kesal karena hanya dibawa berputar-putar tanpa tujuan.
Pria itu sempat mengancam memecahkan kaca bus jika tidak dibuka. Setelah pintu bus terbuka, mereka terlihat cekcok, tidak jelas apa yang dibicarakan.
Saat pria itu turun dari bus, diikuti oleh seorang perempuan yang terlihat kebingungan mengucapkan kalimat istigfar. Perempuan itu juga terlihat menanyakan keadaan yang sedang terjadi kepada pria yang dipanggil ustaz.