Cerita Petugas PSBB, Harus Rela Tinggalkan Keluarga Saat Lebaran
Hari raya idul fitri 1441 H kali ini terasa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini perayaan hari kemenangan di tengah pandemi covid-19.
Apalagi, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya Raya belum usai, sehingga tradisi salam bersalaman di kampung halaman terpaksa harus ditinggalkan.
Hal ini dirasakan Yeti Desi, salah satu petugas check point dari Dishub Kota Surabaya yang terletak di Bundaran Waru, Sidoarjo.
Ia harus meninggalkan keluarga, demi mengawasi pengendara yang tidak menaati peraturan. Tidak hanya itu, ia harus rela tidak mudik dan meniadakan berkumpul dengan keluarga.
“Saya kalau mudik ke Ngawi, tahun ini sama sekali gak bisa mudik. Tadi sudah video call sama keluarga di kampung. Ya menyampaikan mohon maaf kalau gak bisa mudik,” kata Yeti kepada Ngopibareng.id, Minggu, 24 Mei 2020.
Ia mengaku sedih tidak bisa merayakan kemenangan bersama keluarganya. Tapi kesedihan itu tak akan berlarut-larut, karena ini tugas lebih mulia daripada kumpul bersama keluarga di tengah wabah corona.
Katanya, memutus mata rantai penyebaran covid-19 lebih penting dibanding berkumpul dengan anggota keluarga.
“Yah perasaannya sedih mas, gak bisa mudik, tapi gimana lagi ini sudah aturan pemerintah. Kita juga ditugaskan menjaga jaga PSBB,” katanya.
Yeti mengatakan, saat ini dia memang tidak ingin mudik terlebih dahulu. Ia ingin menuntaskan tugasnya ikutmemutus rantai sebaran covid-19.
“Anak saya satu di rumah, menanti ibunya yang bekerja. Barusan dia juga video call tanya kapan pulang? ya tunggu sebentar. Daripada saya mudik, nanti dikarantina, mending saya bertugas di sini (check point Bundaran Waru),” kata Yeti.
Yeti mengimbau masyarakat untuk tidak mudik di hari raya Idul Fitri di tahun ini. Agar pandemi ini cepat usai, semua warga harus memahami dab saling mengeerti, bahwa covid-19 telah mempengaruhi banyak sektor.
“Tolong hargailah petugas. Kita di sini juga bekerja dan yang lain harus menaati peraturan. Masyarakat harus berpikir ke depan. Kasihan yang di-PHK, kasihan yang kehilangan pekerjaan, harusnya mereka mikir dari situ,” katanya.
Yeti juga berpesan kepada seluruh petugas jaga check point di berbagai tempat untuk lebih bersabar dalam menghadapi pengendara yang tidak menaati peraturan. Agar tidak terjadi hal yang bisa berkepanjangan.
“Seharusnya mereka (pengendara) mengerti peraturan, tapi mungkin mereka sudah terlanjur masuk Surabaya, ingin mudik yah sudah nekat saja. Jadi petugas harus tetap sabar, biar tak terpancing emosi, soalnya kalau sudah seperti itu petugas sudah pasti emosi,” katanya.