Cerita Perjuangan Pencari Donor Darah Plasma di Kota Malang
Seorang Notaris di Kota Malang, Aminah Najmah tak pernah menyangka jika suaminya terinfeksi Covid-19. Sehingga pada pertengahan Juli 2020 lalu, suaminya harus mendapatkan perawatan di salah satu rumah sakit (RS) rujukan Covid-19.
Saat itu suaminya masuk ke rumah sakit dengan gejala berat sehingga harus mendapatkan perawatan intensif dari tim medis. Agar suaminya bisa segera pulih dari infeksi virus corona. Aminah menempuh segala cara. Salah satunya yaitu dengan terapi plasma konvalesen.
"Saat itu suami saya membutuhkan kurang lebih sekitar tiga kantong darah," ujarnya pada Selasa, 2 Februari 2021.
Aminah lalu mencoba segala cara untuk mendapatkan donor darah plasma, yaitu dengan meminta bantuan ke pihak rumah sakit hingga ke rekan-rekan terdekat. Ia menyebar pesan tersebut melalui aplikasi WhatsApp.
Aminah mengatakan, suaminya membutuhkan donor darah plasma dengan golongan AB+. Selisih satu hari ketika suaminya mendapatkan bed isolasi, keesokan harinya Aminah mendapatkan donor darah plasma berkat bantuan teman-temannya.
"Saya sebar pesan melalui WhatsApp grup. Tidak beberapa lama kami dapatkan satu donor darah plasma. Tapi masih kurang. Karena butuh tiga kantong," katanya.
Setelah diberikan donor plasma, keesokan harinya kondisi suami dari Aminah memburuk dan mengharuskan yang bersangkutan dirujuk ke rumah sakit lain. Karena kondisinya memburuk, suami Aminah langsung dimasukkan ke ruang Intensive Care Unit (ICU).
"Saturasi oksigen suami saya waktu itu terus menurun. Awalnya 92 persen terus menurun bahkan menyentuh angka 40 persen. Sehingga harus dipasang ventilator," ujarnya.
Untuk bisa menurunkan gejala yang dialami oleh suaminya akibat infeksi virus corona. Aminah lalu mencoba mencari donor plasma lagi, karena suaminya baru mendapatkan satu kantong darah. Sedangkan yang dibutuhkan tiga kantong darah.
Dengan bantuan rumah sakit tempat suaminya dirawat, Aminah mendapatkan donor darah plasma dari salah satu rumah sakit di Surabaya sekitar dua hingga tiga hari setelah masuk ruang ICU.
"Karena suami saya dokter juga. Bersyukur dibantu rekan-rekan dokter juga. Jadi rumah sakit di Malang mengambil kantong darah ke Surabaya melalui kendaraan yang dimiliki oleh rumah sakit tersebut," katanya.
Setelah mendapatkan donor plasma dan berbagai treatment medis, 31 hari dirawat di rumah sakit. Suami Aminah dinyatakan sembuh dan sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya.
"Begitu pulang memang masih perlu perawatan. Masih diberikan oksigen selama 24 jam. Karena parunya dirusak oleh virus tersebut. Kami lakukan terapi napas, terapi tusuk jarum. Sambil minum obat-obat medis apa yang disarankan dokter," ujarnya.
Total masa pemulihan tersebut, kata Aminah, membutuhkan waktu selama lima bulan. Saat ini suami Aminah kondisi fisiknya sudah pulih dan normal seperti biasa.
Sementara itu, Kepala Unit Transfusi Darah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar (RSSA), dr. Siti Fatonah mengatakan bagi keluarga pasien yang membutuhkan bantuan pihaknya untuk donor darah plasma cukup mendatangi unit atau dapat menghubungi hotline UTD RSSA.
"Bisa langsung menghubungi hotline UTD RSSA Malang," katanya.