Cerita Perempuan Cepu, dari Batik Jumputan ke Ecoprint
Enda Dwi Martuti, seorang perajin batik ecoprint, telah berhasil memikat hati para pencinta fashion dengan karya-karyanya yang unik.
Perjalanan Enda di dunia batik dimulai sejak tahun 2012, ketika ia mengikuti pelatihan batik tulis di Kelurahan Ngelo, tempat dia tinggal saat ini. Selesai pelatihan, dirinya bergabung dalam paguyuban, untuk menekuni dunia batik.
Tidak lama berselang, Enda memutuskan untuk mandiri untuk mengembangkan minatnya pada seni tekstil tersebut. Selain batik tulis juga mengembangkan batik jumputan.
Pada tahun 2014, ia mulai bereksperimen dengan teknik ecoprint yang sedang populer saat itu. Dengan modal belajar secara otodidak melalui internet dan bergabung dengan Asosiasi Ecoprint Indonesia, Enda perlahan-lahan membangun bisnisnya.
"Awalnya saya membuat jumputan, banyak peminatnya dari Ibu-ibu PKK untuk arisan. Tapi, saya ingin mencoba sesuatu yang berbeda. Akhirnya, saya jatuh cinta dengan ecoprint," ujar Enda, Senin 18 November 2024.
Dijelaskan, batik ecoprint adalah sebuah teknik pewarnaan alami yan menggunakan tumbuhan. Proses pembuatan batik ecoprint memang membutuhkan kesabaran ekstra. Setiap kain membutuhkan waktu sekitar 14 hari untuk menghasilkan motif yang indah dan alami.
Namun, bagi Enda, setiap kesulitan terbayar lunas ketika melihat hasil karyanya diminati banyak orang, bahkan hingga ke luar kota. Perlahan, berhasil mengangkat potensi batik ecoprint menjadi sebuah bisnis yang menjanjikan.
Hanya dua orang dan peralatan sederhana, Enda mampu menghasilkan karya-karya fashion yang unik dan bernilai seni tinggi. Mulai dari kain, baju, topi, hingga outer, semua produknya dibuat dengan bahan-bahan alami dan proses yang ramah lingkungan. “Untuk penjahitnya memang ada sendiri,” jelasnya.
Dikatakanya, harga produk yang dia hasilkan, cukup bervariasi dan terjangkau. Mulai dari Rp250.000 untuk kain hingga Rp350.000 untuk baju. “Saya ingin batik ecoprint bisa dinikmati oleh semua kalangan," ungkap Enda.
Keunikan batik ecoprint, lanjut dia, terletak pada motifnya yang dihasilkan dari alam. Setiap daun dan bunga memiliki pola dan warna yang berbeda-beda, sehingga menghasilkan karya yang selalu unik dan estetic.
Advertisement