Cerita Pengalaman Buruk Soimah dengan Petugas Pajak
Instansi pajak dan keuangan menjadi sorotan publik sejak mencuat kasus Mario Dandy Satrio, yang menyeret ayahnya, Rafael Alun Trisambodo, jadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Soimah pun turut buka suara. Ia mengungkap pengalaman tak menyenangkan berurusan dengan petugas pajak. Pendopo miliknya sampai ditaksir harganya Rp50 miliar saat belum jadi.
Dalam konten YouTube Blakasuta besutan Mojokdotco dan Butet Kartaredjasa, Soimah mengungkap pengalamannya berurusan dengan petugas pajak. Pemilik nama lengkap Soimah Pancawati itu masih ingat, pada 2015 silam petugas pajak masuk ke rumahnya tanpa permisi. Ia ditagih pajak dengan cara tak manusiawi.
Soimah mengaku kerap kali diperlakukan bak koruptor hingga maling oleh petugas pajak. "Jadi saya itu merasa diperlakukan seperti b*jing*n, seperti koruptor," bebernya.
Rumahnya yang dibeli seharga Rp430 juta itu disebut-sebut sebetulnya seharga Rp650 juta. Soimah dianggap menurunkan harga rumah demi menghindari pajak tinggi.
“Dikira saya menurunkan harga kesepakatan. Padahal nota pembayaran ya ada. Lha emang ada ukurannya soimah harus beli rumah berapa miliar gitu,” jelas dia.
Seperti diketahui, Soimah selama ini lekat dengan imej orang kaya. Imej itu muncul sebab ia kerap berakting bak orang kaya di berbagai program televisi.
Tak sedikit yang terkecoh dengan gaya dan akting Soimah, salah satunya petugas pajak. Ibu dua anak ini juga dikira punya pom bensin, gunung, hingga perusahaan bus di kampung halamannya Pati, Jawa Tengah. Padahal, itu semua hanya kelakarnya di layar kaca saja.
“Dijaluki nota, Mas. Lha mosok aku bantu keluarga pake nota-nota dulu? Intinya saya nggak dipercaya,” ujar Soimah kesal.
Ia mengeluhkan, perlukah setiap transaksi yang dia lakukan hingga menggunakan nota seperti itu. “Aku stress nek kudu ngurusi nota. Urip kok mung ngurusi nota nggo pajak tok. Sik tak urusi akeh e,” imbuh dia.
Pendopo yang Dipermasalahkan
Perempuan berusia 42 tahun itu bersyukur bisa membangun sebuah pendopo berukuran cukup besar yang bisa digunakan untuk berkegiatan bersama para seniman maupun untuk disewa. Namun, pendopo itu ternyata pernah dipermasalahkan oleh oknum pegawai pajak.
Saat pendopo itu belum rampung, petugas pajak sudah mencoba menaksir harganya. Pendopo tersebut dibangun di area seluas kurang-lebih 4.000 meter persegi.
Ditaksir, Pendopo Tulungo yang berlokasi di Bantul, Yogyakarta itu nilainya mencapai Rp50 miliar. Soimah mengaku bingung sebab ia sendiri belum tahu berapa total modal yang ia keluarkan sebab pendopo itu belum jadi.
Kakak ipar Soimah pun pernah didatangi oleh petugas pajak. Ia diduga menyembunyikan Soimah yang disebut-sebut menghindari pajak. Padahal, Soimah sedang berada di Jakarta. Hampir setiap hari, saat jadi juri kontes nyanyi dangdut, Soimah syuting di Indosiar.
Petugas pajak sampai pernah menagih pajak hingga membawa debt collector serta menggebrak meja. Soimah tegas menyebut, ia tak lari ke mana-mana dan setiap hari ada di TV. Soal pajak selalu ia urus setiap tahun.
"Padahal saya live lho di TV. harusnya se-Indonesia tau, saya ada di mana. Koruptor silakan diperlakukan seperti itu. Ini pekerja seni aja dipukul rata ngono,” ujarnya lagi.
Soimah menekankan bagi para pegawai pajak, dirinya sadar betul bawah membayar dan lapor pajak merupakan kewajiban wajib pajak. Tenang saja, dirinya tidak akan mangkir. Hanya saja pegawai pajak perlu memperlakukan wajib pajak secara lebih manusiawi.
“Gak mlayu… gak mlayu (tidak akan lari),” tutup dia.
Advertisement