Cerita Pemain Berdarah Kamerun di Persebaya U-16
Flavio Cameron Sigah menjadi salah satu pemain Persebaya U-16 yang menarik perhatian banyak orang. Pasalnya, ia terlihat berbeda dengan pemain lainnya.
Hal itu cukup wajar karena Flavio memiliki darah campuran dari ayahnya yang asli Kamerun dan ibunya berasal dari Medan, Indonesia.
Uniknya lagi, Flavio ternyata tak tinggal di Surabaya, tapi di Jakarta. Alih-alih tertarik ke Persija, pemain kelahiran 2 Februari 2002 ini justru memilih Persebaya U-16 sebagai destinasinya.
Soal pilihannya ini, Flavio mengaku lebih tertarik ke Persebaya karena tim ini memiliki nama dan reputasi bagus di kancah sepak bola Tanah Air, lebih-lebih memiliki basis suporter yang sangat besar bernama Bonek Mania.
Menurutnya, semua yang melekat pada Persebaya inilah yang membuatnya merasa bangga bisa bermain di tim dengan label mentereng seperti Persebaya, meski di level juniornya.
"Saya sangat bangga bisa gabung Persebaya, meski saya bukan orang Surabaya," kata Favio sapaan akrabnya.
Ia membeberkan, awal bergabung di tim asal Surabaya ini lantaran mendapat saran dari beberapa teman sekolah sepak bolanya saat masih berada di Jakarta.
"Dikasih tahu sama teman-teman Persebaya itu tim yang sangat besar. Jadi, setelah itu saya putuskan ke Surabaya mengikuti seleksi di U-19," ujar pemain berusia 16 tahun itu.
Flavio sendiri mulanya mengikuti seleksi di kelompok usia U-19, namun setelah lolos, ia justru dipindahkan ke U-16, dengan alasan usianya masih terlalu muda dan tidak bisa bersaing dengan yg lain di tim Persebaya U-19.
"Meski tidak bisa gabung Persebaya U-19, saya berharap bisa berikan yang terbaik," ujar pemain jebolan SSB Bina Remaja Bintaro, Jakarta.
Berada di Surabaya sendirian selama seleksi, Flavio mendapat banyak tantangan, lantaran secara fisik ia berbeda dengan pemain lain. Flavio pun sering dijahili rekan-rekannya yang lain dalam konteks bercanda.
Namun dari situ pula Flavio justru mendapat banyak teman. Tak sedikit dari rekannya yang senang berteman dengannya karena tak pernah marah dan baik hati.
"Begitu kata teman-teman tentang saya. Saya sendiri menganggap saya biasa saja. Saya di sini hanya ingin mencari teman dan sahabat," kata Flavio.
Proses adaptasi Flavio di Surabaya memang relatif lama. Pasalnya, butuh lima bulan bagi dirinya untuk bisa memahami karakter, budaya, dan bahasa arek-arek Suroboyo.
"Awalnya tidak mengerti apa artinya, tapi kalau mendengar saya mulai banyak mengerti apa maksudnya. Hanya saja, sampai sekarang kalau melafalkan saya tidak bisa," ujar pemain yang mengidolakan Rendi Irwan di tim Persebaya Senior ini.
Setelah mengikuti beberapa pertandingan bersama Persebaya U-16, Flavio berharap tim yang saat ini ia bela dapat melaju ke final komptesi Liga 1 Pro Elite 2018.
"Semoga tim ini bisa masuk final, dan saya dipanggil ke senior," harapnya.(hrs)
Advertisement