Kata Pasien Operasi Lasik di RS Mata Undaan: Tak Terasa
Keluar dari ruangan pemulihan di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya, Mochammad Noval Iksan, 21 tahun berjalan seperti biasa. Seolah tak terjadi apa-apa. Padahal dia baru saja melakukan operasi Lasik. Lasik adalah singkatan dari Laser-Assisted In-Situ Keratomileusis. Bahasa mudahnya adalah tindakan medis di mata agar pasien terbebas dari pemakaian kaca mata.
Noval sebelumnya memang mengalami gangguan refraksi. Dia mempunyai keluhan mata minus 6,5. Baik di mata kanan maupun mata kirinya. Saat tak memakai kaca mata, membaca tulisan kecil dalam rentang jarak satu meter saja dia merasa kesulitan. Gangguan refraksi yang dialami Noval ini sudah sejak Sekolah Dasar (SD). Tak heran jika dia selalu memakai kaca mata agar pandangannya tetap jelas.
Namun, harus selalu memakai kaca mata membuatnya lelah. Apalagi dia adalah mahasiswa semester tujuh di Fakultas Kedokteran Umum Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Dia harus selalu berkutat dengan materi-materi kuliahnya.
Tak tahan harus menggunakan kaca mata terus, Noval akhirnya memutuskan untuk operasi Lasik. Soal di mana harus melakukan operasi Lasik, Noval berkonsultasi dengan orang tuanya. Orang tua Noval juga berprofesi sebagai dokter. Pilihannya, operasi Lasik di Jakarta atau Surabaya. Noval akhirnya memutuskan untuk operasi Lasik di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya berdasarkan rekomendasi orang tuanya itu.
Dioperasi Lasik dengan Zeiss Visumax 800
Noval termasuk pasien yang beruntung. Karena menjadi orang ketiga yang menjalani operasi Lasik dengan Zeiss Visumax 800 milik Rumah Sakit Mata Undaan, Surabaya. Alat ini paling gres di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya. Tak hanya paling baru, alat ini juga paling canggih yang ada saat ini di dunia untuk operasi Lasik.
"Meski sempat nervous, ternyata saat menjalani operasi Lasik tak merasakan apa-apa. Sekarang baca tulisan di depan bisa, meski tak pakai kacamata," kata Noval kepada wartawan usai operasi, Selasa 13 Desember 2022.
Asal diketahui saja, Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya baru saja mendatangkan alat paling canggih untuk operasi Lasik. Namanya Zeiss Visumax 800. Alat ini langsung didatangkan dari Jerman.
Zeiss Visumax 800 yang dimiliki oleh Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya ini adalah yang pertama di Indonesia Timur. Sedangkan secara umum di Indonesia, alat ini baru terpasang satu rumah sakit di Jakarta dan satu lagi di Surabaya,-- milik Rumah Sakit Mata Undaan ini.
Untuk Asia Tenggara, alat ini baru ada di Filipina dan Indonesia. Singapura yang biasanya menjadi jujugan berobat pasien dari Indonesia malah belum ada yang memiliki.
Operasi Lasik Singkat
Dokter Dini Dharmawidiarini, SpM(K) yang menangani operasi Lasik-nya Noval menjelaskan jika pasiennya ini menjalani operasi Lasik dengan metode ReLEx SMILE Pro. Singkatannya adalah dari Refractive Lenticule Extraction, Small Incision Lenticule Extraction Pro.
ReLEx SMILE adalah metode bedah refraktif untuk memperbaiki kelainan refraksi dengan menggunakan laser, tanpa pisau. Sedangkan ReLEx SMILE Pro adalah ini adalah generasi terbaru dari generasi sebelumnya yaitu ReLEx SMILE (tanpa pro).
Beda ReLEx SMILE dengan ReLEx SMILE Pro
Beda antara ReLEx SMILE dengan ReLEx SMILE Pro dalam hal kecepatan laser dan akurasinya. Operasi Lasik ReLEx SMILE Pro dengan alat Zeiss Visumax 800, laser hanya dilakukan selama 8-9 detik saja di mata pasien. Sedangkan jika operasi Lasik dengan ReLEx SMILE, laser dilakukan selama kurang lebih 30 detik.
"Dengan ReLEx SMILE Pro menggunakan alat Zeiss Visumax 800, kornea dalam yang namanya lencticule, yang merupakan tempat minusnya dikeluarkan secara utuh. Memotongnya juga dengan menggunakan laser. Laser hanya 8-9 detik. Beda dengan ReLEx SMILE biasa yang butuh 26 detik," ujar dr Dini.
Dengan kecepatan itu, terang dokter Dini harapannya pasien menjadi lebih nyaman, kemudian resiko kegagalan juga lebih sedikit.
"Lasik dengan Zeiss Visumax 800, pasien belum sempat takut, lasernya sudah selesai karena saking cepatnya," ujar Dini.
Kata dr. Dini, usai menjalani operasi ReLEx SMILE Pro dengan alat Visumax 800 pasien juga bisa bisa beraktivitas seperti biasa. Tak ada pantangan khusus kecuali mata tak boleh terkena air terlebih dahulu selama beberapa waktu. Setelah operasi, paling hanya butuh keesokan harinya kembali untuk mengecek kondisi mata pasca operasi.