Cerita Pacar Maya, Mahasiswi UINSA Korban Kecelakaan Saat Kejar Jambret
Mahfud Maulana, kekasih korban penjambretan dan kecelakaan Maya Dwi Ramadhani, mahasiswi program studi Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) terlihat tegar. Pria ini rela melepas kepergian Wiwik, sapaan akrab almarhumah, untuk selama-lamanya.
Saat ditemui Ngopibareng.id di rumah duka Jalan Tambak Dalam Baru, Asemrowo, Kota Surabaya, Mahfud mengatakan dirinya tidak memiliki firasat buruk menjelang kepergian sang kekasih.
"Tidak ada firasat sama sekali mas, cuma dia awalnya bilang ke saya pamit mau pulang habis beli bakso katanya. Dia tidak mau saya anter karena takutnya merepotkan saya," ungkapnya, Senin 27 Mei 2024.
Tak kunjung sampai rumah, Mahfud gelisah dan mencoba menghubungi almarhumah Wiwik beberapa kali, namun tidak direspons. Selang beberapa waktu, panggilan Mahfud dijawab namun bukan oleh kekasihnya tersebut.
"Sekitar jam 12 malam baru diangkat sama perempuan. Terus dia bilang, mas ini yang punya tas kena jambret, ini barang-barangnya di aku, kalau mau bawa Maya (korban) ke sini buat konfirmasi. Lalu aku bilang orang ini belum pulang masalahnya dan diminta kesana saja. Saya lalu menghampiri dia di Dupak," jelas Mahmud.
Saat menjumpai perempuan tersebut, Mahmud menerima tas berisi barang-barang milik almarhum, seperti telepon genggam, dompet, serta peralatan make-up. Mahmud mulai merasakan hal yang aneh karena kunci motor keyless milik kekasihnya tersebut terdapat di dalam tas tersebut. Lantas dirinya lalu berputar-putar mencari keberadaan almarhum.
"Kami pikir awalnya motornya mogok, saya sempat ke Polsek Sawahan tapi tutup tidak ada orang, lalu ke Polsek Bubutan bertemu dua polisi yang habis razia. Saya tanya apa melihat perempuan pakai baju abu-abu jaket merah yang kena razia? Terus dijawab mereka, yang korban jambret itu ya? Saya jawab iya, orangnya dimana sekarang. Lalu dia bilang korbannya di RS Dr. Soetomo," terangnya.
Tanpa berpikir panjang Mahmud beserta anggota keluarga Wiwik lantas bergegas menuju rumah sakit. Berita kecelakaan tersebut baru diterimanya dari polisi di Polsek Bubutan pada Jumat 24 Mei 2024, sekitar pukul 04.30 WIB.
Namun semuanya sudah terlambat, Maya Dwi Ramadhani telah dinyatakan meninggal dunia saat sedang dirawat intensif di RS Dr. Soetomo.
"Menurut dokter, dia sudah meninggal dunia di rumah sakit, sekitar pukul 02.00 WIB karena cedera otak berat. Jadi tidak meninggal di lokasi kecelakaan (Jalan Semarang)," ungkapnya.
Setelah kepergian orang yang dicintainya, Mahfud berharap ke kepolisian untuk segera menangkap pelaku penjambretan yang menyebabkan kekasihnya tersebut mengalami kecelakaan sampai merenggang nyawa.
"Harapan kami dari pihak keluarga khususnya setelah kejadian ini, semoga pelaku cepat tertangkap dan diadili," tutupnya singkat.
Sebelumnya, almarhumah Maya Dwi Ramadhani, mahasiswi Manajemen Dakwah UINSA Surabaya mengalami penjambretan di Jalan Arjuno, Sawahan. Tak terima dirinya dijambret, Maya lalu mengejar pelaku jambret hingga mengalami kecelakaan di Jalan Semarang pada Kamis 23 Mei 2024 pukul 23.30 WIB. Akibat kecelakaan korban mengalami pendarahan di otak dan dinyatakan meninggal dunia.
Jenazah almarhumah telah disemayamkam di rumah duka Jalan Tambak Asri Dalam, Asemrowo dan dimakamkan di Pemakaman Islam Tembok Dukuh, sesudah Salat Jumat pada tanggal 24 Mei 2024 lalu.