Cerita Mahasiswa UMM Perkenalkan Batik Hingga Tanah Irlandia
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ghozi Khamaluddin Daffa memperkenalkan batik di hadapan mahasiswa internasional University College Cork (UCC), Cork City, Irlandia. Pengalaman itu didapatkannya karena mendapatkan beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).
Selain belajar, pemuda yang akrab disapa Ghozi itu juga merasakan pengalaman budaya yang berharga lewat ajang Culturise yang mempertemukan mahasiswa internasional. Mereka memperkenalkan batik di hadapan teman-teman sesama mahasiswa dari berbagai negara dalam acara tersebut.
Ghozi dengan senang hati menjelaskan tentang beberapa jenis batik dari Indonesia, bagaimana cara membuatnya, dan lain-lain.
"Awalnya agak ribet, tapi interaksinya asyik banget. Melihat antusias mereka terhadap budaya Indonesia, kita benar-benar terkesan. Apalagi batik merupakan salah satu budaya yang menarik dari Indonesia," kata Ghozi, Rabu, 13 November 2024.
Selain kehidupan di luar kampus, Ghozi cukup kenyang dengan pengalaman akademis di kampus UCC. Ghozi merasa suasana perkuliahan di Irlandia jauh berbeda jika dibandingkan dengan yang biasa dijalani di Indonesia.
"Satu hal yang paling menarik menurut saya adalah dinamika kelas, tidak bertele-tele tapi tetap ramah. Budaya tepat waktunya juga keren dan santai asalkan tujuan akhir dari modul bisa tercapai," imbuhnya.
Selain itu, Ghozi juga mengagumi fleksibilitas kehadiran di kelas. Para mahasiswa dituntut untuk bertanggung jawab menyelesaikan tugas tanpa harus selalu hadir (di kampus)," jelasnya.
Infrastruktur transportasi di Cork ternyata juga menarik perhatian Ghozi. Menurutnya, di Irlandia, infrastruktur sudah sangat mendukung pejalan kaki dan pesepeda.
"Di kota ini banyak orang lebih memilih berjalan kaki atau bersepeda, karena jalur bus yang memadai dan lingkungan yang nyaman. Kendaraan pribadi juga gak banyak, karena sistem transportasinya yang lebih memeadai," terang Ghozi.
Ada tempat favorit di kampus UCC yang biasa dikunjungi Ghozi, yakni perpustakaan bernama Boole Library yang merupakan area ‘red zone’.
Menurutnya, perpustakaan itu mewajibkan mahasiswa untuk menjaga suasana tenang, sehingga pengunjung bisa fokus belajar dan mengerjakan tugas.
"Nyaman banget buat belajar. Kalau di Indoensia, mungkin kita jarang menemui yang seperti ini," sambungnya.
Program beasiswa tersebut hanya sampai bulan Desember 2024 mendatang. Setelah kembali ke tanah air, Ghozi berharap dapat membantu teman-temannya di UMM yang ingin meraih beasiswa internasional seperti yang ditawarkan IISMA.
Pasalnya, Ghozi mengaku, IISMA menerima pengajuan beasiswanya berkat dukungan dan bantuan mentoring dari teman-temannya.
"Jadi, saya ingin bantu yang lain juga. Makanya, saya akan bikin diskusi, tips dan trik untuk bisa berkuliah di luar negeri. Kemudian, tak lupa untuk memberikan inovasi untuk kebaikan masyarakat sekitar," pungkasnya.