Cerita Laskar Rempah Cari Solusi Budidaya Cendana yang Langka
Perjalanan Laskar Rempah mengelilingi jalur rempah Nusantara selama 30 hari telah usai, Jumat, 1 Juli 2022. Kepulangan para Laskar Rempah ini disambut Menko PMK, Muhadjir Efendi di Dermaga Madura, Koarmada II, Surabaya.
Pelayaran mengelilingi enam titik jalur rempah bersama Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewa Ruci ini meninggalkan banyak pengalaman bagi laskar rempah, khususnya pengalaman dalam mengenal rempah-rempah Indonesia.
Laskar Rempah dari kelompok Cendana, Jubelium Mamanua menceritakan, terkait uniknya kayu cendana, rempah-rempah asal Kupang, NTT yang saat ini sudah sulit untuk dibudidayakan.
"Kami berkesempatan berkunjung ke Desa Bolok, Kupang, NTT. Disana kayu cendana sudah sulit dibudayakan karena perawatannya yang sensitif. Orang Kupang bilang merawat kayu cendana sama seperti merawat anak mereka sendiri," ujar pemuda 21 tahun ini.
Pemuda asal Sulawesi Utara ini menjelaskan, pohon cendana hanya bisa tumbuh di tanah yang kering dan bebatuan. Salah memilih tanah, kayu cendana tak akan bisa hidup.
"Hasil diskusi dengan para petani di sana mereka menanam ratusan, tapi yang hidup hanya puluhan. Cendana ini tidak bisa semua yang ditanam bisa di eksploitasi, ketika berumur 20 tahun hanya dari dasar sampai empat meter ke atas batas maksimal mengeluarkan rempah-rempah," terangnya.
Jube, sapaan akrabnya, para petani di Kupang juga mengeluhkan masalah yang sama. "Kami juga mendengar langsung keluh kesah dari petani cedana, mengenai susahnya menanam kayu cendana, bahkan sudah langkah sekarang," imbuhnya.
Solusi Laskar Rempah
Sebagai Laskar Rempah, tim pun tak tinggal diam dan menyarankan beberapa tindakan untuk dilakukan agar bisa mempertahankan budidaya kayu cendana.
"Kami menyarankan kepada stake holder dan pemerintah di sana untuk bagaimana menyediakan bibit cendana dan diberikan secara gratis. Selain itu, juga harus dilakukan pembinaan kepada masyarakat di sana mengenai rempah-rempah cendana," ujar Adit Maulana, anggota lain dari kelompok cendana Laskar Rempah.
Ide menarik lainnya yang disampaikan, kelompoknya ialah menyisipkan pelajaran mengenai kayu cendana dan cara budidayanya pada pelajaran anak-anak di Kupang.
"Jadi pembelajaran cendana ini coba kita masukan pada pelajaran di sekolah. Bagaimana mereka mengenal cendana di tanah mereka sendiri," kata mahasiswa Universitas Tafuloko Palu ini.
Menurut pemuda 21 tahun ini, ide-ide tersebut sudah mereka sampaikan kepada stake holder dan pemerintah terkait saat gala diner di Kupang.
"Kami juga sempat duduk bersama para petani dan pemerintah terkait di sana, untuk menyampaikan ide kami terkait budidaya kayu cendana," pungkasnya.
Untuk diketahui 147 Laskar Rempah yang terbagi dalam empat kelompok ini berlayar dengan rute Surabaya, Makassar, Bau-Bau, Buton, Ternate, Tidore, Banda, Kupang dan kembali ke Surabaya.