Cerita Jokowi yang Nyaris Kena Tipu Negara-negara Maju G20
Presiden Joko Widodo (Jokowi) hampir terkena jebakan negara-negara maju saat gelaran G20 di Roma, Italia, November 2021. Dia digiring ke sebuah ruangan, bersama 16 negara lain, untuk menandatangani sebuah dokumen kerja sama yang belum dibaca sebelumnya.
"Saya sempat berpikir, apa bagusnya kalau kita ikut? Pas saya baca, waduh, ternyata kita disuruh ekspor bahan mentah lagi," kata Jokowi di Jakarta, Rabu, 22 Desember 2021.
Setelah mengetahui secara jelas maksud terselubung dari kerja sama itu, Kepala Negara langsung menghentikan langkahnya.
"Begitu mau masuk ruangan, saya katakan tidak. Kita tidak ikut. Akhirnya, semua bubar. Tidak jadi tanda tangan kerja sama. Karena kita tidak mau jadi buyar lagi. Saya tahu, sebenarnya yang diincar hanya Indonesia saja," jelas dia.
Keberanian seperti itu, menurut Jokowi, sangat dibutuhkan Indonesia. Harus ada aksi tegas untuk menghentikan dikte-dikte yang dilakukan negara lain terhadap Nusantara.
"Keberanian itu yang bisa mewujudkan hilirisasi. Kalau kita ikut terus, sampai kapan pun kita hanya jadi negara pengekspor barang mentah," tegasnya.
Indonesia sudah menghentikan penjualan nikel mentah ke luar negeri sejak 1 Januari 2020. Akibat aksi itu, nilai ekspor dari komoditas tersebut meroket sangat signifikan.
Empat tahun lalu, ketika nikel masih diperdagangkan dalam bentuk mentah, nilai ekspor komoditas tersebut hanya Rp15 triliun. Sekarang, setelah diwajibkan ekspor dalam bentuk jadi atau setengah jadi, nilai yang diraih mencapai Rp280 triliun.
"Tahun depan, kita incar stop ekspor bauksit mentah, kemudian tembaga, kemudian timah. Saya yakin, kalau kita lakukan ini, ekspor kita akan naik berkali-kali lipat," ujarnya.