Cerita Jokowi Mayungi Raja Salman Jadi Blunder
Jakarta: Keluhan Presiden Jokowi terhadap rendahnya investasi Arab Saudi ke Indonesia dibanding investasi mereka ke China, banyak yang menyesalkan. Segera saja keluhan presiden itu dibulli habis-habisan di medsos. Keluhan Presiden menjadi blunder.
Untungnya Presiden segera menangkap opini yang mulai berkembang, dan dengan cepat berusaha menjelaskan apa yang dimaksud dengan pernyataannya. Presiden berusaha menjelaskan mengapa hari Kamis (13/4) lalu di Pondok Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, dirinya mengeluh.
Usai meresmikan Masjid Hasyim Ashari di Daan Mogot Jakarta hari ini, Sabtu (15/4) Jokowi mengatakan, Indonesia perlu melakukan introspeksi dan pembenahan dalam memberikan kemudahan bisnis untuk meningkatkan jumlah investasi dari negara lain termasuk Arab Saudi, yang masih kurang signifikan.
"Tetapi apapun, memang investasi di Tiongkok lebih besar. Itu harus menjadi instrospeksi kita, koreksi kita, mengapa kita tidak bisa meraih dengan jumlah yang lebih besar," kata Presiden.
Kendati demikian, Presiden menjelaskan hal itu akan menjadi masukan bagi Indonesia untuk membenahi kemudahan berbisnis dan kepastian hukum bagi investor di Tanah Air.
"Kalau kita sudah siap, investasi kita gede-gede, kalau ada keyakinan ya pasti akan lebih gede di tempat kita dibanding negara lain," tegas Jokowi.
Hari Kamis, di Pondok Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, Presiden menyatakan kecewa terhadap kunjungan Raja Salman ke Indonesia. "Investasi yang diberikan Arab Saudi kepada Indonesia Rp 89 trilyun, memang besar sekali. Saat itu saya kaget sekali. Rp 89 triliun!" katanya waktu itu.
"Tetapi saya lebih kaget pada saat beliau ke Tiongkok, ke CHina. Beliau tanda tangan kesepakatan investasi kurang lebih Rp 870 trilyun. Padahal sewaktu di Bogor saya sudah payungi waktu hujan. Saya sudah nyetiri. Saya setiri sendiri, saya payungi sendiri, kok dapatnya lebih kecil," sambung Jokowi disambut ketawa hadirin.
Kita semua memang harus instropeksi. (nga)