Cerita Di Balik Buku 'Ulama Bertutur Tentang Jokowi'
Awalnya Mukti Ali Qusyairi memendam keresahan itu bagi dirinya sendiri. Santri alumni Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur, ini resah mendengar tuduhan-tuduhan miring terhadap Jokowi. Kala itu masa kampanye Pilpres 2014.
Seperti kita tahu, saat itu Jokowi sebagai capres diserang secara struktur, masif, dan sistematis.
"Ketika itu Jokowi difitnah sebagai anti Islam, terlibat PKI, anak warga Singapura keturunan Tionghoa, antek asing dan aseng, dan seterusnya. Yang sebagian besar berasal dari tabloid Obor Rakyat," kata Mukti Ali yang juga lulusan Universitas Al Azhar Mesir ini.
Ibunda Jokowi, Hajjah Sudjiatmi Notomiharjo atau Bu Noto, bahkan juga ikut dituduh sebagai bukan Muslim.
Tabloid Obor Rakyat yang berisi black-campaign (kampanye hitam) seputar masalah itu dicetak besar-besaran. Tabloid itu lalu dibagikan gratis ke pesantren-pesantren, melalui tokoh atau partai pendukung pasangan capres Prabowo-Hatta.
La Nyalla Mattalitti, kala itu Direktur Penggalangan Tim Sukses Prabowo-Hatta, misalnya, mengakui terlibat distribusi tabloid propaganda tersebut.
Saat itu Jokowi hanya bisa pasrah. "Kalau saya difitnah, saya sabar, sabar, sabar. Ada yang menjelekkan, sabar, sabar, sabar," ujar Jokowi di depan ribuan santri di Pesantren Babussalam, Kec. Pangelaran, Kab. Malang, Jawa Timur, Jumat, 27 Juni 2014.
Jokowi waktu itu justru mengatakan, bila ada pihak yang menjelek-jelekkan, maka perbuatan itu harus dibalas dengan kebaikan.
"Jangan balas dengan kejelekan juga. Aku rapopo," kata dia, seperti dikutip Kompas.com, 28 Juni 2014.
Tidak Diam
Mengikuti isu itu, Mukti Ali tidak tinggal diam. Ia tak begitu saja percaya dengan tuduhan-tuduhan itu. Namun ia juga tak langsung menolak isu tersebut, tanpa bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan.
Walhasil, Mukti Ali mulai mengumpulkan serpihan-serpihan fakta. Rasa ingin tahu mendorongnya untuk menjawab kegelisahannya: benarkah tuduhan-tuduhan serius terhadap Jokowi itu?
Menginjak tahun 2018, media massa mulai sering memberitakan aktivitas keagamaan Presiden Jokowi. Kegiatan Jokowi menjadi imam sholat atau rutin melaksanakan puasa Senin-Kamis pun menarik perhatian publik.
Namun, tetap saja masih ada yang nyinyir dan meragukan keislaman Jokowi. Mereka menuduh Jokowi melakukan ibadah hanya demi pencitraan belaka.
"Karena itu, saya tertarik melakukan penelitian serius mengenai aspek keberagamaan Jokowi. Pertanyaannya, bagaimana jejak-jejak religiositas Jokowi dan keluarganya?" kata Mukti Ali.
Menurut Mukti Ali, pertanyaan tadi relevan dijawab. Dan jawaban itu, kata dia, hanya bisa diperoleh melalui penelitian lapangan dan wawancara mendalam dengan berbagai pihak terkait.
Selama delapan bulan melakukan penelitian, dengan dukungan Penerbit Republika, Mukti Ali akhirnya bisa menyelesaikan buku Ulama Bertutur tentang Jokowi, Jalinan Keislaman, Keumatan, dan Kebangsaan. Buku setebal 640 halaman inilah yang diluncurkan di Hotel Luwansa, Kuningan, Jakarta, Kamis 20 Desember 2018.
“Apa yang ditulis dalam buku ini merupakan hasil wawancara dari narasumber yang dapat dipercaya. Hasil penelitian saya selama delapan bulan," ungkap Mukti Ali di hadapan hadirin.
Cendekiawan Muslim Prof. Dr. Azyumardi Azra menilai, penerbitan buku ini momentumnya sangat tepat. Karena bisa menjelaskan secara tuntas jejak keberagamaan Jokowi dan keluarganya, serta berbagai kebijakan Jokowi terkait Islam dan umat Islam.
"Boleh dibilang dua hal ini adalah nilai kebaruan dari buku ini yang membedakannya dari lain tentang Jokowi," tandas mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah itu.
Menurut Azyumardi, buku-buku yang lebih dulu terbit mengenai Jokowi, "belum cukup menjelaskan jejak-jejak religiositas Jokowi".
*Ditulis oleh Jarot Doso dan dikutip sepenuhnya dari https://api.jokowidodo.app