Cerita Ibu Merawat Bayi Hydrocypalus yang Sempat Digigit Tikus
Dina Oktavia merupakan ibu muda yang berjung merawat bayinya yang terlahir tak sempurna. Ironisnya, wanita 21 tahun ini tak mendapat dukungan dari suami, malah pria tersebut kabur begitu mengetahui bayinya mengidap Hydrocypalus, kondisi kepala bayi yang membesar secara tak normal.
Anak pertama Dina Oktavia bernama Muhammad Pandhu Firmansyah. Usia bayi laki-laki itu baru lima bulan. "Anak saya kelainan sejak dalam kandungan," ungkapnya.
Ironisnya, penderitaan si bayi ternyata tak hanya mengidap Hydrocypalus. Ia juga mengalami kerusakan pada bagian wajah, khususnya di bibir, hidung, dan kedua matanya.
Keterbatasan ekonomi membuat Dina Oktavia tak bisa membesarkan buah hatinya dalam kondisi yang layak.
Sejak ditinggal sang suami, Dina Oktavia hanya bisa menyewa rumah petak berukuran 2x6 meter di Jalan Jojoran STAL 5B. Rumah yang harga sewanya Rp500 ribu per bulan itu dihuni tiga orang, Dina Oktavia bersama bayi dan ibunya. Sedangkan sang ayah baru saja meninggal dunia.
Dina Oktavia mengaku takut dengan tikus yang kerap berseliweran di dalam rumahnya. Ia tak ingin anaknya sampai digigit hewan pengerat itu, seperti dirinya saat hamil dahulu. Dua kali Dina Oktavia mengaku digigit tikus saat mengandung Muhammad Pandhu Firmansyah.
Cerita pilu Dina Oktavia ini sempat viral di media sosial. Sisi positifnya, masyarakat hingga dinas kesehatan terkait memberikan perhatian kepada Muhammad Pandhu Firmansyah.
Belum lama ini, kata Dina Oktavia, bayinya baru saja menjalani operasi pemasangan selang untuk saluran cairan di kepalanya di RSUD Dr Soetomo Surabaya.
"Besok Rabu (4 Desember) Pandhu harus kontrol setelah operasinya. Selanjutnya, setiap Rabu saya baya anak saya kontrol," ujar Dina Oktavia ditemui di kediamanya, Senin, 2 Desember 2019.
Menurutnya, usai menjalani operasi, kepala anaknya sudah mengecil sedikit demi sedikit. Untuk tindakan selanjutnya, Dina Oktavia menuturkan 3 atau 4 bulan lagi Muhammad Pandhu Firmansyah akan di operasi untuk rekontruksi pada kaki dan tangannya yang menempel.
"Untuk rekontruksi di bagian kepala dan wajah masih menunggu kondisi Pandhu selanjutnya," sambung dia.
Selain mendapat perhatian dari segi pengobatan, Dina Oktavia mengaku mendapatkan dua tawaran untuk menghuni rumah susun (Rusun). Pertama adalah Rusun yang dikelola Pemkot Surabaya di daerah Penjaringan. Sedangkan Rusun lainnya yang dikelola Pemrov Jatim di daerah Gunungsari.
"Iya ada tawaran dari Pemkot dan Pemrov untuk pindah ke rusun. Tapi masih binggung pilih ya mana, kemungkinan pilih yang dekat dengan RSUD Dr Soetomo di daerah Penjaringan," ungkap Dina Oktavia.
Ia bersyukur masih memiliki ibu, Titin Sri Pujiastuti, yang bisa membantunya merawat sang buah hati.
"Saya berharap semoga ayahnya Pandhu bisa tergerak hatinya untuk melihat anaknya. Saya tidak diperhatikan tidak apa-apa, tapi ini anaknya masak tidak mau menengok sama sekali," tutup Dina Oktavia.