Cerita Dalang Cilik Asal Mojokerto, Suka Wayang karena Youtube
Seni pewayangan harus terus dilestarikan dari waktu ke waktu, untuk itu saat ini banyak diadakan festival dalang cilik termasuk di Jawa Timur (Jatim). Pekan wayang Jatim yang digelar tanggal 1 hingga 7 November 2022 ini, menjadi wadah bagi dalang cilik untuk menampilkan bakatnya.
Salah satu dalang cilik yang tampil adalah Arga Putra Nugraha Pratama asal Mojokerto. Meski masih berusia 13 tahun, kemampuannya mendalang harus diacungi jempol. Siswa SMPN 1 Dawarblandong ini menceritakan, awal mula tumbuhnya kesukaan terhadap wayang karena sering melihat pertunjukan wayang lewat Youtube, sejak masih usia SD.
Rasa suka yang muncul tersebut, lantas diwadahi dalam ekstrakulikuler wayang di sekolahnya. "Awalnya karena lihat Youtube jadi suka wayang, terus di SD waktu itu ikut ekskulnya. Ada lomba selalu diikutkan dan sampai sekarang," katanya ditemui di Cak Durasim, Surabaya.
Arga mengatakan, ia paling senang apabila membawakan cerita mengenai peperangan saat mendalang. Seperti cerita berdujul 'Sang Anjilo' yang dibawakan saat itu. "Paling senang sama wayang itu, bahasa jawanya sama bawain cerita waktu perang. Kalau sang Anjilo ini ceritanya soal Hanoman yang diutus untuk menyelamatkan Dewi Sinta," cerita Arga.
Meski saat mendalang ia tidak sepenuhnya menggunakan bahasa Jawa ngoko (bahasa jawa alus), karena mengingat usianya yang masih remaja. Arga tetap bersemangat untuk terus berlatih.
Untuk diketahui, Arga juga pernah terpilih mewakili Jatim dalam Festival Pepadi Dalang Bocah Seluruh Indonesia di Jakarta, 24 Oktober 2022 lalu.
Selain Arga, ada pula dalang cilik bernama Moch Sabiq Khoiron 9 tahun. Meski
tampil di festival dalang cilik baru pertama kali dirasakan, keberanian dan kecintaannya pada seni pewayangan harus diakui.
Siswa SD kelas 4 ini mengaku tak merasa gugup sama sekali saat mendalang dengan cerita kesukaannya berjudul 'Senopati Pinilih (senopati terpilih)'. "Enggak gugup biasa saja, karena disekolah sudah sering latihan," ungkap Sabiq polos.
Hampir sama seperti Arga, Sabiq juga mengembangkan bakat dalang ciliknya di ektrakulikuler sekolahnya. Pencapaian ini pun membuat bangga sang ayah, Misbahul Munir.
Munir merasa bangga karena anaknya bisa menjadi dalang cilik meski tidak ada darah seni dari keluarganya. "Ya senang dan mendukung karena memang dia baru pertama kali, sebelumnya di keluarga belum ada yang jadi dalang," ujar laki-laki asal Mojokerto ini. Ia bertekad akan mendukung bakat sang anak hingga nanti benar-benar menjadi seorang pendalang.
Advertisement