Cerita Bang Hotman dan Aa Gym tentang Perempuan Cantik
Belakangan lalu, Hotman Paris Hutapea, kembali bikin berita. Ini bermula dari postingannya di media sosialnya. Kalau dia akan menjual satu unit apartemen mewahnya di The Langham Residence.
Nilainya fantastis, tiga puluh miliar rupiah. Lantas, pengacara kondang itu, ingin pensiun. Kabarnya mau ganti profesi jadi petani di Bali.
Ada yang menghubungkan niat pensiun itu, karena siraman petuah dari KH Abdullah Gymnastiar. Publik biasa menyapanya, Aa Gym, pengasuh Pondok Pesantren Daarul Tauhid di Bandung. Sebelumnya, keduanya tampil dalam diskusi online bincang hati. Bertukar rasa dan cerita kehidupan.
Memang, di masa Covid 19 ini, muncul kebiasaan baru yang menarik. Para pesohor yang tak bisa kemana-mana, memilih berdiskusi online. Baik politisi, dai, hingga para akademisi.
Mereka berbagi ilmu, cerita, juga kadang kritik. Ada yang bahkan menjual paket diskusi online itu. Jangan khawatir, banyak juga yang membaginya secara gratis.
Ragam diskusinya banyak yang cukup menarik. Isunya merentang panjang. Dari wilayah politik, bisnis, recovery ekonomi pasca Covid 19, hingga urusan nan pelik.
Ada beberapa diskusi yang saya ikuti. Salah satu percakapan antara Aa Gym dan Bang Hotman ini. Cerita keduanya, membuat saya betah melihatnya sampai selesai: 43.44 menit lamanya.
Keduanya tenar karena gayanya khasnya. Bang Hotman jadi buah bibir tak cuma karena kesuksesannya jadi pengacara. Tapi juga karena hal yang melingkupinya.
Dari koleksi mobil mewahnya. Lalu, jasnya yang parlente atau gerakan jari tangan buat pamer cincin berliannya. Juga konsultasi hukum gratis di Kopi Jhony.
Percakapan keduanya dibuka dengan urusan menanyakan kesehatan. Lantas masuk cerita segala kebiasaan itu. Bang Hotman, akhirnya lebih banyak menanggalkan semuanya, tentu saja karena pendemi corona.
Dia memarkirkan mobil mewah. Melepas cincin berliannya. Juga menanggalkan baju parlentenya. "Lebih banyak pakai piyama," ungkapnya.
Ada kebiasaan baru dengam meminum banyak tablet vitamin. Tentu saja, untuk menjaga kebugaran dan kesehatan. "Banyak parno (paranoid)," tambahnya.
Mendengar itu, Aa Gym menyarankan agar lebih memaknai hidup. Di matanya, kebahagiaan itu bisa dicapai dengan syukur. "Bersyukur itu ada tekniknya," ungkap Aa Gym.
Hal terutama, adanya kesadaran bahwa semua yang dimiliki itu hanya titipan dari Tuhan. Ketenaran, kekayaan, harus diletakkan di tangan. Bukan selalu dikerahkan di hati.
Aa Gym juga berbagi pernah menikmati ketenaran, kekayaan, kemasyuran paripurna. Tapi ternyata, semuanya menyisahkan hal lain. "Kelelahan batin," tegasnya.
Oh ya, ada hal yang lebih menarik lagi. Tak jauh dari perempuan cantik. Sudah jadi rahasia umum, banyak perempuan cantik yang menyertai pengacara tenar ini.
Urusan ini pula yang membuat diskusi keduanya semanak. Bang Hotman pun berbagi kepada Aa Gym, kepopulerannya mengundang banyak godaan wanita cantik. Bak ada gula, ada semut.
"Saya ini lagi populer. Tentu banyak godaan wanita cantik. Nah, itu bagaimana, cara mensyukurinya," tanyanya.
Disodori pertanyaan itu, Aa Gym sontak tertawa. "Ini mah kebalik, kenapa nanya nya ke saya," sahutnya.
Bang Hotman mengaku ada satu istri di rumah. Tapi banyak puluhan wanita cantik di luar. "Menahan godaan ini bagaimana?" tanyanya lagi.
Mendengar itu, Aa Gym sontak tersenyum dan tertawa pendek. Setelah terdiam sebentar, Aa Gym menjawab bahwa di Islam sudah ada solusinya. "Diperbolehkan menikah empat kali dengan syarat adil. Kalau di agama lain, Aa kurang paham," jawabnya berdiplomasi.
Aa Gyn meyakini menikahi perempuan secara sah, akan menjadikan perempuan terhormat. Kalau tidak dinikahi, ngga jelas statusnya, ngga dimuliakan. Hak-haknya tidak dihargai.
"Kalau dalam Islam bila sudah siap, dan juga ada dalam keridoan, bisa seperti itu," tambahnya. Kalau dalam aturan agama yang dianut Bang Hotman, Aa Gym mengaku tidak tahu.
Sayangnya, Aa Gym tak mengelaborasi dan menjelaskan lebih jauh tentang ilmu keridoan. Kalau urusan siap, orang bisa berkaca dari kemampuan harta. Lalu, hal sama untuk semangat berbagi dengan sikap adil.
Nah, yang tak semua bisa adalah mendapatkan ilmu "dalam keridoan". Mungkin ini salah satu ilmu yang penuh tantangan dan perjuangan dalam urusan poligami. Bang Hotman pun tak mengejar dengan pertanyaan tentang ilmu "dalam keridoan" itu.
Padahal saya yakin, banyak yang menunggu pertanyaan itu. Namun, dia bertanya lebih dalam. "Di luar agama apa pun, bagaimana cara mengeremnya," tanyanya bersemangat.
Mendengar itu, Aa Gym kembali berbagi senyumnya. Menurutnya cara mengatasi godaan itu dengan cara menjaga pandangan. Di matanya, nafsu itu datangnya dari mata.
"Mata yang tidak terjaga sudah pasti membuat pikiran, hati, dan nafsu," paparnya. Jadi, sarannya, Bang Hotman di rumah saja. Namun, bukan Hotman kalau menyerah dengan jawaban normatif itu. Dengan pengacara berjam terbang tinggi, dia pun punya pertanyaan lanjutan lagi.
"Tapi apa realita pak, bahwa seorang suami yang sudah sukses, apa masuk diakal dipastikan dia bahagia dengan seorang istri. Atau dengan istrinya. Sementara godaan begitu banyak. Apakah itu realistis?" kejarnya lagi.
Pertanyaan menohok itu coba ditangkis Aa Gym dengan tertawa. "Ini teh, jadi kebalik begini acaranya, kok nanya ke saya. Saya yang bagian nanya," sahutnya, untuk menetralisir pertanyaan.
Beberapa saat Aa Gym mengaku tak mendengar suara. Akhirnya dia menjawab, inilah ujiannya. "Ada ujian berupa kesulitan dan kelapangan. Ujiannya Abang harus komitmen jaga diri," tegasnya.
Mendengar jawaban itu, Bang Hotman pun tak mengejar lagi. Nada suaranya merendah. "Oh begitu ya," gumamnya.
Melihat percakapan keduanya memang mengasyikkan. Gurih isinya. Keduanya, dengan perjalanan hidupnya adalah pencapaian terbaik dari profesi masing-masing.
Saya beberapa kali melihat Aa Gym secara langsung. Terkahir, dua tahun lalu saat berhaji. Saat itu ketemu Bos MQ ini tak sengaja. Di sore yang ramai itu. Di Mina, diantara tenda Maktab.
Dia sedang berjalan kaki. Bergegas. Sorban menutupi wajahnya. Hanya matanya yang terlihat. Memang, sedang musim debu. Di belakangnya, seorang santri mengikutinya. Mungkin ajudannya.
“Assalamualaikum. Kumaha Aa? Damang?” sapa saya. Dia agak kaget. Karena tak menyangka ada yang mengenalinya.
Alis matanya bergerak, sebagai jawaban. Sorbannya masih menutup mukanya. "Aa, ada salam dari Bapak dan Bunda saya, santrinya Aa,” tambah saya.
Mendengar kata santri, sorban yang menutup mukanya langsung dibuka. “Bagaimana kabarnya,” tanyanya. Bapak dan Bunda saya, sempat ikut Pesantren Santri Emas Gemilang punya MQ. Program untuk kaum senior.
Sebelumnya, setelah Ibu saya meninggal, Bapak tinggal sendirian. Saya di Bogor, adik saya di Bandung. Tentu saja kami kepikiran.
Akhirnya Bapak nyantri di Pesantren Aa Gym. Dan di sana, oleh Teh Ninih, istri Aa Gym, Bapak dan Bunda dijodohkan.
Saya tidak tahu, apakah Teh Ninih ikut berhaji dua tahun lalu. Konon, menurut teman yang punya biro travel dan umroh, kalau Aa Gym berhaji, Teh Ninih dan Teh Rini gantian menemani.
Dulu, setelah “peristiwa” poligami itu, memang popularitas Aa Gym berubah. Ada pro dan kontra. Wajar.
Kabarnya, MQ sempat meredup. Termasuk bisnisnya. Sebelumnya, puluhan perusaahaan turunan dari MQ berkembang pesat.
Jadwal pengajiannya selalu penuh. Panggung dan ribuan jamaah membludak. Ketenaran yang tiada tara. Bahkan, Presiden Amerika, George W. Bush, kabarnya juga ingin bertemu dirinya.
Konon, setelah "keramaian" itu jumlah jamaahnya lantas menyusut. Tapi, Aa Gym masih terus berdakwah. Hebatnya, dia tetap mendatangi pengajian.
Tak segan, dia memenuhi undangan pengajian di masjid-masjid perkantoran. Walau jamaahnya sedikit. Hanya puluhan.
Saya membayangkan, besarnya perjuangan batinnya. Berdakwah dari jamaah ribuan berubah jadi puluhan. Tentu butuh kekuatan dan keyakinan besar untuk melewatinya.
Sepertinya, Aa Gym dan timnya tahu, dia harus mengulang lagi pola “kesuksesannya”. Merangkak pelan. Konsisten. Meraih lagi kepercayaan publik. Membangun lagi reputasi dari reruntuhan itu.
Kini, sepertinya kejayaan itu kembali. MQ makin besar dan jaringannya makin mengakar. Keluarga harmonis, dakwah makin laris, juga bisnisnya kembali manis.
Tak percaya? Bincang ramadhan Aa Gym dan Bang Hotman di chanel Youtube Aagym Offcial saja terhitung viral. Sudah ditonton 1,5 juta viewers. Belum lagi, bila ditambah penonton di channel lain yang mengcopy konten ini dan menyiarkannya.
Dari perjalanan dan kiprah Aa Gym ini, kita belajar bahwa kesempatan dan kesuksesan ternyata bisa datang dua kali. Asal kita tahu polanya dan yakin menjalaninya. Betul tidak?