Cerita Azka, Jemaah Haji Termuda yang Sempat Gagal Berangkat
Mata perempuan berhijab dan berkacamata itu tampak berbinar. Usia masih belia, baru genap 18 tahun, pada 2 Juli 2019 kemarin. Ia tak menyangka menjadi calon jemaah haji termuda dari Jawa Timur. Namanya, Azka Khoirunnisa.
Azka yang baru saja lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10, Kota Malang, ini tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 16, bersama sejumlah calon jemaah haji lainnya dari Kota Malang.
Dara kelahiran Malang, 2 Juli 2001 ini menganggap ini kesempatan berharga, apalagi untuk anak seusainya. Ia mengaku bersyukur, lantaran tak jarang banyak jemaah lain yang tak seberuntung dirinya.
"Saya bersyukur bisa daftar di usia kecil, orang-orang banyak yang sudah tua, banyak yang sampai menangis, karena penantiannya yang puluhan tahun akhirnya bisa haji, saya bersyukur banget," kata Azka, saat ditemui di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (Ahes), Kamis, 11 Juli 2019.
Meski bernasib baik lantaran bisa berhaji di usia yang muda, Azka mengaku tak mau sesumbar dan menunjukkan keberangkatannya. Ia takut dicap sombong, hingga berimbas dari ketenangan beribadahnya nanti.
Namun lambat laun, teman-teman dan gurunya di sekolah justru memberikan support dan mendoakannya. Azka malah diberi banyak ucapan selamat baik secara langsung maupun instagram story. Ia juga diminta untuk memanfaatkan kesempatan itu sebaik-baiknya.
Di tanah suci nanti, Azka mengaku akan memanjatkan doa kebaikan untuk dirinya, orang tuanya, serta teman-temannya. Dan ada satu hal penting lain yang begitu didambakannya.
Doa itu adalah harapan Azka agar bisa menempuh pendidikan kodekteran di Universitas Negeri yang difavoritkannya. Hal itulah mengapa ia tak menempuh bangku perkuliahan dulu.
"Saya pingin ambil kedokteran di Universitas Brawijaya. Kemarin sudah ambil tapi belum diterima. Diterima tapi di perawatan, nggak saya ambil," katanya mengutarakan harapannya.
Sementara itu sang Ibu, Uswatun Hasanah, menceritakan, sebenarnya Azka telah didaftarkan haji sejak 2008 silam. Ia mestinya berangkat bersama dua ayah, ibu dan dua kakaknya, pada 2013.
Namun, keberangkatan anak bungsunya itu ternyata terganjal usia yang belum cukup. Perempuan berusia 54 tahun itu pun mengatakan, Azka kecil bahkan sempat histeris, melihat berkas pendaftrannya dipisah dengan tumpukan map milik keluarganya.
"Waktu mapnya disisihkan, dia menangis menjerit-jerit, karena tidak bisa berangkat. Dia menangis dipangkuan saya," kata Uswatun.
Kini setelah usia Azka cukup, Uswatun pun memutuskan untuk kembali ke tanah suci, mendampingi sang anak sesuai janjinya ketika Azka masih kecil.
Ia meminta anaknya itu bisa memanfaatkan betul ibadah haji tahun ini. Uswatun berharap Azka kelak mendapatkan berkah, serta menjadi anak yang solihah dan bisa menggapai cita-citanya.
"Saya berharap dia bisa menjadi yang solihah, lebih taat, bermanfaat bagi agama bangsa dan negara," katanya.
Azka dan Uswatun rencananya akan terbang dari Surabaya menuju Arab Saudi, Jumat, 12 Juli 2019, dini hari, melalui Bandara Internasional Juanda, Surabaya. (frd)