Ceramah Ustad Somad Soal Bom Bunuh Diri Jadi Sorotan
Tiga gereja tercatat mendapat serangan bom bunuh diri dan menewaskan belasan orang pada Minggu (13/5/2018) di waktu yang hampir bersamaan, yakni sekitar pukul 07.30 WIB.
Ketiga gereja yakni, Gejera Santa Maria Tak Bercela (SMTB), Jalan Ngagel Madya, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jalan Arjuno, dan GKI di Jalan Diponegoro.
Karena kejadian ini, topik terkait bom bunuh diri pun menjadi sorotan. Salah satu sosok yang ikut masuk dalam pusaran pembicaraannya adalah sosok Ustad Somad.
Ya, dalam ceramahnya kala itu, Somad membahas topik terkait hubungan bom bunuh diri dan mati syahid. Video ceramahnya itu dibagikan oleh salah seorang netizen di Twitter, Husein Alwi @HuseinShihab.
Ceramahnya tersebut diberi komentar sebagai berikut, “Ceramah Somad sgt berbahaya dan provokatif. Pengaruh somad dikalangan awam sgt kuat dan ini bisa menjadi modal keyakinan mrk melakukan bom bunuh diri di tiap tempat. Mohon aparat lekas mengambil tindakan, sdh cukup sdr kami yg menjadi korban teroris.” Bahkan cuitan tersebut ditandai ke Twitter @DivHumas_Polri.
Terkait cuitan netizen soal ceramahnya tersebut, Somad langsung memberikan klarifikasi. Menurut pria 40 tahun ini, tuduhan dirinya yang mendukung bom bunuh diri seperti dari penggalan video itu adalah fitnah.
Namun begitu harus dipahami konteks dan kronologi pertanyaan tersebut. Pertanyaannya bagaimana pendapat Somad tentang bom bunuh diri di Palestina.
“Jadi konteks adalah di Palestina. Maka saya marah, jangan katakan bom bunuh diri, tapi gerakan mati syahid. Mereka di Palestina tak ada yang bisa menolong. Maka dia membela diri untuk melakukan serangan gerakan mati sahid," jelasnya.
Berikut video penjelasannya:
Somad memastikan video yang telah terjadi beberapa tahun yang lalu tersebut dipotong oleh orang yang tak bertanggung jawab.
“Dua hari ini video saya menjawab pertanyaan di (Masjid) An-Nur lebih kurang 2-3 tahun yang lalu diviralkan lagi tapi video itu di-cut, dipotong. Saya masih ingat tempat lokasi masjid itu An-Nur (dalam) kajian subuh (pada hari) Sabtu,” kata Somad dalam video yang diunggah akun Tafaqquh Video di Youtube.
Somad lantas menceritakan secara rinci kejadian saat itu. Ia menjelaskan ceramah soal bom bunuh diri tersebut bermula dari pertanyaan seorang jemaah tentang bom bunuh diri yang dilakukan masyarakat Palestina.
“Saya menjawab bahwa jangan katakan itu bom bunuh diri tapi katakanlah itu gerakan mati syahid, karena saudara kita di Palestina itu bukan bunuh diri tapi mati syahid,” jelasnya.
Dalam menjelaskan jawabannya tersebut, Somad juga sempat mengutip Kitab Shahih Muslim dan pandangan dari para ulama besar Islam, mulai dari Al-Ghazali, Syekh Yusuf, hingga Syekh Al-Bani.
Dalam penjelasannya mati syahid adalah orang yang meninggal karena membela agama dan kebenaran dalam keadaan tidak aman atau perang.
“Sementara, seorang muslim membunuh dirinya karena ingin melepaskan dirinya dari miskin, susah, penyakit, dibunuhnya dirinya itulah yang mati konyol,” terang Somad. (*)
Advertisement