Ceramah Provokatif di Medsos, Disayangkan Warganet!
Di tengah pelbagai ikhtiar agar masyarakat mengikuti dakwah Islam yang ramah demi ketenteraman masyarakat, masih saja juru dakwah yang berulah. Seperti dilakukan Riyadh Badr Bajrey di sebuah masjid, menimbulkan ketidaknyamanan karena ceramah yang provokatif. “Ngustadz Wahabi Riyadh Badr Bajrey di Masjid Abu Bakar As-Shiddiq memprovokasi dengan memfatwakan bahwa: Ulama/Kyai/Habaib NU harus disikat karena dianggap pentolannya Ahlul Bid'ah. Silakan saja kalau berani.
“Sayidina Umar bin al-Khaththab memulai tradisi shalat tarawih 20 raka’at dengan berjamaah, Sayidina Utsman menambah adzan Jum’at menjadi dua kali, sahabat-sahabat yang lain juga banyak yang membuat susunan-susunan dzikir yang tidak diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW semasa hidup.
“Beranikah si Ngustad Wahabi mengatakan bahwa Sayidina Umar, Sayidina Utsman dan sahabat lainnya termasuk pentolan ahli bid’ah yang harus disikat dan akan masuk neraka?”
Demikian tertuang di akun facebook Alex Aji Saputra, dikutip ngopibareng.id.
Tak pelak, hal itu mendapat tanggapan dari warganet lainnya:
Sazili Mustofa, “Riyad ini memang sakit dia.....merasa paling bener, paling sunnah dan paling masuk surga. Padahal dalil dalam ceramahnya aja nggak kuat...malah asal mgomong. Provokator dia.....pemecah belah umat”.
Joko Haryono, “Gak usah ditanggapi ... Islam tidak mengajarkan kebencian. Sesama muslim adalah saudara.”Muhammad Fauzi,”Wahh..penggalan usai ceramahnya provokatif itu. Keknya ditambah2in itu, ada foto ulama2 lalu dikasih caption....benar atau tidak? Harus klarifikasi...!!”
Sementara itu, Ustadz Ma’ruf Khozin dari Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Nahdlatul Ulama Jawa Timur kepada ngopibareng.id memberikan komentarnya. “Memang sejak 3 tahun terakhir ini tidak ada lagi forum debat menghantam mereka. Terakhir adalah Ust Firanda dulu sering berulah, begitu ada debat di Batam sama Ust Idrus Ramli, langsung tiarap. Mboten (tidak) berulah lagi,” tuturnya. Menurut Ustadz Ma’ruf Khozin, mereka demikian hanya berani berkoar dan berceramah provokatif di tempatnya sendiri. “Ya, hanya berani koar koar di depan jamaahnya sendiri,” tutur Pengasuh Pesantren Sukolilo Surabaya. (adi)