Cerai akibat Pesan Mesra di Medsos Jadi Tren Baru
Surabaya : Angka perceraian akibat pesan mesra kepada orang yang bukan menjadi suami atau istri di telepon seluler (ponsel) dan media sosial dinilai menjadi 'tren' baru.
"Sebanyak dua sampai tiga persen perceraian di tahun ini terjadi karena pesan mesra di handphone," kata Hakim Pengadilan Agama Jakarta Utara, Affandi.
Affandi mengatakan, dalam setahun ada puluhan orang yang cerai akibat pesan mesra. Memang, sejak beberapa tahun lalu sudah ada beberapa kasus perceraian akibat pesan mesra di ponsel. Namun, perceraian akibat pesan mesra tersebut jumlahnya mulai meningkat sejak tahun lalu.
Dia mengatakan, pihak suami dan istri yang mengajukan perceraian akibat pesan mesra sama banyaknya. Pihak suami 50 persen, pihak istri 50 persen. Menurutnya, wajar kalau suami atau istri cemburu saat melihat ponsel pasangannya mendapatkan pesan mesra dari orang ketiga. "Pesan mesra itu akhir-akhir ini jadi penyakit, mengakibatkan perceraian," ujarnya.
Karenanya, Affandi mengingatkan, pasangan suami istri jangan coba-coba melakukan sesuatu yang dapat membahayakan rumah tangga. Rumah tangga harus dipelihara, jangan sampai hancur hanya karena pesan mesra.
Dia memprediksi pada 2017 akan terjadi peningkatan angka perceraian. Tahun lalu angka perceraian di wilayah Jakarta Utara sampai sekitar 2.000 perkara perceraian. Tahun ini, sampai Agustus sudah mencapai sekitar 2.100 perkara perceraian.
Alasan perceraian kebanyakan karena faktor ekonomi yang mencapai 70 persen. Sedangkan 30 persen akibat perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga, akhlak suami kepada istri, pesan mesra, serta beberapa penyebab lainnya.(wah)