CEO Phong Berduka untuk Korban Turbulensi Singapore Airlines
Pesawat Singapore Airlines SQ321 memiliki rute penerbangan Bandara Heathrow London, Inggris, ke Changi Airport, Singapura, Selasa 21 Mei 2024. Namun turbulensi ekstrem tiba-tiba terjadi selama lebih dari satu menit di ketinggian 11.300 meter (37.000) kaki, sekitar 11 jam setelah pesawat berangkat dari London.
Turbulensi menyerang persis saat pesawat berada di atas Myanmar, Cekungan Irrawaddy. Bandara Suvarnabhumi melaporkan, pihaknya menerima panggilan darurat dari penerbangan Singapore Airlines yang mengatakan ada penumpang di dalamnya yang terluka akibat turbulensi, dan meminta pendaratan darurat, pukul 15.35 waktu setempat. Laporan lain menyebut pesawat mendarat pukul 15.45 waktu Bangkok.
"Pesawat mendarat di bandara dan tim medis dikirim untuk merawat semua korban luka," tambahnya.
Korban Tewas Idap Sakit Jantung
Dilaporkan satu tewas dalam insiden Singapore Airlines SQ321 itu. Korban tewas Geoff Kitchen, berkewarganegaraan Inggris, berusia 73 tahun. Kematian Kitchen dikonfirmasi oleh Thornbury Musical Theatre Group (TMTG), sebuah lembaga tempat dia bekerja selama lebih dari 35 tahun.
"Penyelidikan awal menunjukkan bahwa almarhum menderita penyakit jantung," ungkap General Manager Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Kittipong Kittikachorn.
Beberapa penumpang yang terluka dikirim ke Rumah Sakit Samitivej Srinakarin.
Ucapan Belasungkawa dari CEO Singapore Airlines
CEO Singapore Airlines, Goh Choon Phong langsung turun tangan membahas insiden SQ321 melalui pesan video, yang diunggah di akun Facebook, Rabu 22 Mei 2024.
“Kami sangat sedih atas kejadian ini, dan berkomitmen untuk memberikan semua dukungan dan bantuan yang diperlukan kepada para penumpang dan awak kapal SQ321, serta keluarga dan orang-orang terkasih mereka. Belasungkawa terdalam kami sampaikan kepada keluarga dan orang-orang terkasih salah satu penumpang yang meninggal," tutur Phong.
Goh juga menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada semua orang yang terkena dampak oleh turbulensi. "Kami sangat sedih atas kejadian ini," tuturnya.
"Kami sangat menyesal atas pengalaman traumatis yang dialami semua orang di pesawat SQ321,” tambahnya.