CEO Ngopibareng.id Bicara Menangkal Hoax di Kampus Ubaya
SURABAYA: Hoax nyata-nyata makin menjadi fenomena menakutkan di semua lini kehidupan. Sebab itu, belakangan, muncul kesadaran bersama untuk beramai-ramai memeranginya.
Memerangi memang sedang berjalan, sedang dilakukan, dan sedang diupayakan. Namun, yang tak kalah penting dari semua itu adalah membangun sebuah pertahanan.
Selain itu juga menciptakan formula kritis agar orang tak mudah percaya dengan berita serampangan sebelum cek dan ricek yang mendetail.
Fenomena hoax tak menutup kemungkinan juga menyasar dunia kampus. Sebab itu sekelompok mahasiswa kreatif dari Kampus Teknik Universitas Surabaya (UBAYA), Jurusan Teknik Informatika, menggelar acara terkait membangun pertahanan dari fenomena hoax.
Bertajuk Informatics Creative Festival 2017, para mahasiswa teknik informatika itu, mengundang CEO Ngopibareng.id, Arif Afandi, untuk bicara fenomena hoax dan bagaimana taktis menangkalnya. Ngopibareng.id adalah portal berita yang mengusung konsep warung digital di negeri inj.
Arif Afandi, yang bertahun pernah memimpin media cetak besar di Jawa Timur, mengatakan, mahasiswa karena strata pendidikannya menengah atas, lebih gampang sebenarnya memilah mana hoax mana bukan.
Sebab, bagaimana pun, hoax tetap kentara bukan sebuah berita. Kata Arif, hoax biasanya identik dengan berita bombastis, sumber berita tidak jelas, biasanya juga bercitarasa negatif.
Hoax, lanjut dia, juga diciptakan untuk menjelekkan hal lain hingga pada taraf yang tak masuk akal, dan seterusnya. Membuat sebuah informasi yang seharusnya tak ada menjadi ada. Ini yang berbahaya."
Melihat ini, kata Arif, mahasiswa tentu lebih peka. Nah, kepekaan itu pula yang menentukan berita itu layak dipercaya atau tidak. "Maka, segera tinggalkan kalau sudah menemukan fakta seperti itu," tegas Arif Afandi.
Menjawab pertanyaan mahasiswa, bagaimana dan tanggung jawab siapa kalau ada hoax beredar di masyarakat? Arif pun menjawab lugas, tanggung jawab itu ada pada kita semua. Termasuk kalangan mahasiswa.
Bahkan, mahasiswa pun punya tanggung jawab seperti halnya yang lain. Malah, kalau bisa, menjadi agen penting untuk menyebarkan sebuah informasi yang benar.
"Sederhananya begini, di zaman media sosial yang punya magnitude luar biasa seperti sekarang, para mahasiswa tidak gampang terprovokasi untuk ikut-ikutan memposting berita dan informasi yang tak benar. Sebaliknya, juga tidak gampang men-share sebuah informasi yang memang tak jelas sumber dan asal usulnya. (idi)