Cemooh Islam Nusantara, Mamah Dedeh Akhirnya Minta Maaf pada Warga Nahdliyin
"Sekali lagi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya semoga kita mendapatkan rahmat keberkahan dari Allah SWT,” kata Mamah Dedeh.
Mamah Dedeh, memang ustadzah yang diikuti banyak penggemar di Nusantara. Apalagi, lewat pernyataannya di televisi langsung menyisakan jejak di jagat media sosial.
Khususnya, pernyataannya tentang Islam Nusantara yang disalahpahaminya, ternyata menimbulkan sakit hati umat Islam di Indonesia, khususnya warga Nahdliyin (NU) dan kaum santri. Dalam satu acara di stasiun TV swasta nasional tersebut merekam pernyataannya, yang menyebut "Islam Nusantara perlu dicoret".
Namun, akhirnya juru dakwah bernama asli Dedeh Rosidah ini, mengaku salah paham terhadap konsep Islam Nusantara dan menyampaikan permohonan maaf secara langsung.
Permohonan maaf tersebut disampaikannya pada Acara Mamah dan AA Beraksi secara live (langsung) di stasiun TV yang sama, menjadi perhatian warganet Rabu (4/7/2018).
“Kepada yang terhormat PBNU dan seluruh warga Nahdliyin di negara kita tercinta ini. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahpahaman dan pernyataan saya tentang Islam Nusantara. Sekali lagi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya semoga kita mendapatkan rahmat keberkahan dari Allah SWT,” ucapnya.
Dalam catatan ngopibareng.id, sebelumnya pada Selasa (3/7/2018), perwakilan anggota keluarga Mamah Dedeh juga telah meminta maaf atas ceramah Mamah Dedeh yang cenderung tergesa-gesa dan berlebihan menafsirkan tentang konsep Islam Nusantara.
KH Thobary Syadzily yang mewakili keluarga menyampaikan permohonan maaf atas pernyataan Mamah Dedeh yang menurutnya masih termasuk salah satu pengurus Muslimat NU Depok.
Kiai Thobary menjelaskan bahwa dalam menyikapi suatu persoalan, orang bijak mesti mengedepankan akhlak mulia. Dan jika menilai seseorang bukan dari kesalahan atau kejelekan yang diperbuatnya, tapi dari amal kebajikan yang telah dia lakukan.
Oleh karenanya, masalah kesalahan dakwah yang telah dilakukan Mamah Dedeh tentang amaliah NU dan Islam Nusantara tidak perlu diperpanjang apalagi sampai timbul perpecahan dan permusuhan.
“Saya sebagai wakil keluarga dari beliau, mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan yang telah dilakukan di dalam dakwahnya, baik disengaja maupun tidak disengaja. Mungkin itu karena ketidaktahuannya atau ada potongan setting sehingga terjadi misunderstanding alias salah faham,” katanya.
Kiai Thobary pun menulis:
"Orang bijak kalau menyikapi suatu persoalan sudah barangtentu mengedepankan akhlak mulia. Dan, kalau menilai seseorang bukan dari kesalahan atau kejelekan yang diperbuatnya, tapi dari amal kebajikan yang telah dia lakukan. Juga dia berusaha menebar kata-kata perdamaian di muka bumi ini meskipun dinyinyir orang. Lihat kitab tafsir Ad-Durrul Mantsur fit Tafsir al-Ma'tsur, karya Imam Jalaluddin as-Suyuthi: 6/271-272, cetakan Darul Fikr, Beirut, Lebanon dalam menafsirkan Q.S. Al-Furqan {25}: 63.
"Atas dasar itu, masalah kesalahan dakwah yang telah diperbuat Mamah Dedeh tentang Ratiban, Yasinan, dan Islam Nusantara tidak perlu diperpanjang apalagi sampai timbul perpecahan dan permusuhan. Don't be afraid ! Insya Allah kalau ada kesempatan nanti akan saya selesaikan secara kekeluargaan dan face to face dengan beliau."
Dijelaskan, "perlu diketahui bahwa Mamah Dedeh itu termasuk salah seorang pengurus Muslimat NU Depok. Jadi, jangan sampai diadu domba NU dengan NU. Dan perlu diingat bahwa Mamah Dedeh itu manusia biasa. Sudah barangtentu tidak luput dari kesalahan dan harus kita maafkan. Dia juga banyak amal kebajikannya yang jarang dimiliki oleh orang lain, tapi tidak perlu saya sebutkan di sini karena tidak etis." (adi)