Cemburu Istri Diselingkuhi, Edy Kirim Bom
Polres Tanjung Perak Surabaya akhirnya berhasil menguak motif pengiriman bom dengan daya ledak rendah yang terjadi pada Senin 11 Desember lalu. Kapolres Tanjung Perak Surabaya, AKBP Ronny Suseno, mengatakan jika motif Edy Widjanarko mengirimkan bom dengan daya ledak rendah itu, murni karena cemburu.
"Motif pelaku murni karena cemburu terhadap korban karena istrinya diselingkuhi selama setahun terakhir," kata Ronny saat jumpa pers di Polres Tanjung Perak Surabaya, Jumat 15 Desember 2017.
Kata Ronny, pelaku terlanjur emosi dengan korban. Dia ingin membalas dendam atas perbuatan korban yang telah menyelingkuhi istrinya. Dia pun mulai berpikir mengirimkan bom untuk korban. Edy pun kemudian belajar merakit bom dari internet.
Awalnya Edy ingin membuat bom ikan. Tapi karena terlalu rumit niat itu pun dibatalkannya. Edy kemudian beralih membuat rangkaian bom yang lebih sederhana dengan menggunakan rangkaian dinamo, kabel dan pecahan lampu yang disertai potasium. Dia bahkan sudah melakukan uji coba sebanyak lima kali. Edy biasanya mencoba dengan media lampu.
Setelah berhasil membuat bom, Edy mengatur strategi agar tak dapat dilacak oleh polisi. Caranya, yaitu dengan menghapus IMEI yang terdapat dalam karton pembungkus telepon genggam. Karton pembungkus telepon genggam ini yang ia gunakan sebagai media untuk menyimpan bom. Usaha lain Edy untuk menghilangkan jejak, juga membuat akun palsu aplikasi ojek online. Dia juga membuat akun palsu ini dengan menggunakan handphone baru. Rencananya, dia akan mengirimkan bom tersebut dengan aplikasi ojek online.
Namun sayangnya, usaha untuk menghilangkan jejak yang dilakukan Edy itu, tidak berhasil. Polisi masih tetap bisa melacak Edy sebagai pelakunya. "Tim Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak berhasil mengungkap melalui pelacakan aplikasi ojek online, keterangan para saksi dan mempelajari CCTV saat korban menerima paket tersebut," ujar Ronny.
Pasca mengirimkan bom dengan daya ledak rendah itu, Edy juga sempat melarikan diri ke Blimbing Malang. Usaha melarikan diri Edy sia-sia, karena polisi tetap bisa mengendus keberadaan Edy.
Sebelumnya Anton seorang warga Surabaya menerima sebuah barang paketan dari orang yang dikenal. Merasa penasaran dengan isi paketan yang dibungkus plastik hitam, Anton pun membuka isi plastik hitam tersebut. Dalamnya ternyata berisi sebuah
karton pembungkus telepon genggam. Anton pun kemudian mencoba mengkocok-koco kotak karton pembungkus telepon genggam tersebut. Anehnya, yang terdengar adalah
sekumpulan batu kerikil.
Begitu dibuka...blaaaaarrrrrr...Karton pembungkus telepon genggam itu pun meledak d di sebuah warung depan PT Bahana Line Jalan Laksda M. Nasir Surabaya sekitar pukul 22.00 WIB, Senin 11 Desember lalu. Namun Anton baru melaporkan peristiwa ini pada Rabu 13 Desember 2017 ke Polres Tanjung Perak Surabaya. (amr)