Dewan Sebut Posko Skrining di Banyuwangi Belum Memadai
DPRD Banyuwangi kembali melakukan sidak penanganan Covid-19, Rabu, 8 April 2020. Kali ini wakil rakyat melihat langsung posko skrining di perbatasan Banyuwangi-Situbondo.
Hasilnya, tidak sesuai harapan. Peralatan di posko skrining masih belum memadai. Sehingga proses skrining belum berjalan sesuai harapan.
Sidak dilakukan Ketua DPRD Banyuwangi I Made Cahyana Negara dan Wakil Ketua DPRD Banyuwangi Michael Edy Haryanto serta angggota DPRD Banyuwangi Emy Wahyuni.
Menurut Made, panggilkan Ketua DPRD Banyuwangi, sidak dilakukan untuk memastikan keberadaan posko itu di empat perbatasan Banyuwangi yakni di Ijen, Kalibaru, Pelabuhan Penyeberangan Ketapang dan Wongsorejo.
Empat lokasi ini merupakan pintu masuk masyarakat luar ke Banyuwangi. Lokasi yang disidak adalah posko di Wongsorejo yang berbatasan dengan Situbondo.
"Kita di sini untuk memastikan apakah di sini sudah berjalan sesuai dengan harapan apa belum. Kita juga cek terkait dengan alat-alatnya. Nah ternyata di lapangan masih banyak kekurangan-kekurangan termasuk alat-alatnya," kata Made.
Sebagai Wakil Rakyat, DPRD Banyuwangi ingin memastikan supaya semua berjalan sesuai dengan apa yang dinginkan. Khususnya terkait dengan pengetatan pemudik ataupun masyarakat dari luar yang menuju ke Banyuwangi.
Rombongan sidak sempat kesulitan menemukan posko skrining di perbatasan Wongsorejo. Di lokasi awal yang berada Desa Bajulmati ternyata sudah tidak ada Posko. Belakangan baru diketahui Posko tersebut sudah dipindah ke Desa Alasrejo, tepatnya di sebelah jembatan Kramasan.
"Ternyata pindah ke sini dengan alasan di sana tidak memadai. Karena parkiran dan sebagainya. Kita cek ternyata di lapangan kita lihat banyak kekurangan. Yang alat semprotnya cuma satu, alat thermo gun cuman satu. Kita bayangkan pemudik yang banyak dengan alat yang sangat terbatas," katanya.
Made menyebut, penanganan Covid-19 ini harus dilakukan dengan kerjasama semua pihak. Tujuannya untuk pencegahan. Dia mengajak semua pihak membenahi dengan potensi yang ada.
Dia menegaskan sidak itu bukan untuk menyalahkan siapapun. Namun bersama-sama masyarakat Banyuwangi terutama pemegang keputusan untuk memastikan ini supaya berjalan sesuai dengan harapan kita.
"Jadi kita mencegah penyebaran Covid-19 ini supaya tidak meluas di Banyuwangi. Itu saja," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua DPRD Banyuwangi Michael Edy Hariyanto menyoroti kurang maksimalnya posko skrining tersebut. Menurutnya, posko tersebut kurang terkoordinasi sehingga kurang maksimal dalam pelaksanaan. Dia mendapati tidak ada kegiatan di Posko tersebut.
"Ternyata baterai semprotannya sudah habis. Thermo gun cuma satu dan itu terpengaruh (panas) pengukuran tidak tepat. APD untuk petugas kesehatan juga tidak ada. Bahkan masker beli sendiri. Makan beli sendiri itu yang harus kita bicarakan di gugus tugas," kata politis Partai Demokrat ini.
Dia menyebut kondisi ini harus segera dicari solusinya. Segala kekurangan yang ditemukan dalam sidak telah dicatat dan akan disampaikan kepada Bupati Banyuwangi. Dia menegaskan penanganan Covid-19 ini harus dilakukan bersama-sama tidak hanya pemerintah, DPRD, tetapi semua pihak termasuk pengusaha.
"Saya harapkan semua mulai membantu. Saya mengetuk hati pengusaha khususnya, mulai sekarang saatnya untuk membantu masyarakat, cinta negara, cinta daerah dan cinta keluarga. Saatnya bersama-sama mengatasi virus Corona ini," katanya.