Cek Harga; Jangan Buru-buru Tergiur Promosi Barang di Medsos
Musim pandemi, belanja melalui internet banyak dilakukan orang. Lebih enak, gak perlu beranjak dari kursi, apalagi sampai harus ke luar rumah. Simpel dan cepat. Wajar saja kalau kondisi masyarakat yang makin enggan ke luar rumah ini dimanfaatkan oleh para pedagang untuk menawarkan produk apapun.
Para pedagang itu tidak segan mengeluarkan biaya promosi untuk memasarkan produk yang mereka jual melalui medsos; Facebook, Instagram dan WhatsApp. Promosi melalui medsos memang efektif dan bisa effisien, mudah dan cepat menjangkau khalayak yang disasar.
Tapi apakah masyarakat jadi diuntungkan berbelanja produk-produk yang diiklankan di medsos ini? Nanti dulu. Jawabnya belum tentu. Bisa-bisa malah dirugikan, karena harga yang ditetapkan para pedagang yang beriklan di medsos itu, ternyata, jauh lebih mahal dibanding produk yang sama di jual melalui platform market place seperti Shopee, Bukalapak, Tokopedia, Lazada dan yang lain.
Kalau media siber banyak menggencarkan program cek fakta untuk menangkal informasi-informasi atau berita bermuatan hoaks, kini sebaiknya masyarakat juga menerapkan cek harga untuk produk-produk yang dipromosikan di medsos.
Lantas bagaimana cara mengecek harga barang-barang yang dipromosikan di medsos? Apakah kita harus ke pasar atau ke toko-toko untuk menanyakan harga barang tersebut? Tidak perlu ke luar rumah. Cukup buka platform market place yang aplikasinya ada di handphone kita, apakah itu Shopee, Bukalapak, Tokopedia, Lazada atau lainnya.
Cari barang serupa, ketik saja namanya di kotak search, lihat harganya. Kita bakal terkejut karena cukup besar selisihnya. Salah satu contoh seperti foto ilustrasi pada tulisan ini. Alat anti nyamuk elektrik diiklankan di medsos dengan kata promo, harganya Rp 177.000. Di atasnya ada harga yang dicoret, Rp 354.000. Uih...diskon 50 persen.
Tapi ketika dicek di salah satu market place, ternyata untuk ‘alat anti nyamuk elektrik’ dengan spect yang sama, harganya cuma Rp 48.000. Di market place lainnya bahkan ada yang Rp 46.000, belum termasuk ongkos kirim tentu saja.
Kalau misalnya sudah diperoleh barang yang kita cari dengan harga yang jauh lebih murah dibanding yang dipromosikan di medsos, itupun jangan buru-buru dimasukkan ke keranjang belanja. Perhatikan dulu, penjual barang tersebut lokasinya di mana. Jangan-jangan lokasinya jauh dari kota kita, tentu saja dengan konsekwensi ongkos kirimnya jadi mahal, selain juga membutuhkan waktu pengiriman lebih lama.
Karena itu luangkan waktu sebentar untuk mencari barang serupa, yang penjualnya berada di kota yang sama dengan kita. Atau setidaknya tidak jauh dari kota kita. Kita dapat membandingkan harga barang tersebut, mungkin saja sedikit lebih mahal, tetapi dengan ongkos kirim yang lebih rendah, jatuhnya kita membayar lebih murah.
Musim pandemi memang makin banyak saja pedagang yang kreatif. Bagus saja. Tetapi masyarakat juga harus lebih kreatif, yaitu tidak terlalu mudah dimakan promosi berbagai produk yang belakangan ini makin sering kelihatan berseliweran di medsos. Cek harga, ternyata tidak kalah pentingnya dengan cek fakta. (nis)