Cegah Tawuran, Pemkot Surabaya Bentuk Duta Trantibum di Sekolah
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membentuk Duta Ketentraman dan Ketertiban Umum (Trantibum). Hal ini dilakukan sebagai upaya deteksi dini dan mencegah kenakalan remaja.
Walikota Surabaya Eri Cahyadi mengajak, para pelajar agar menjadi bagian dalam menjaga Surabaya dengan menumbuhkan dan menanamkan dalam hati rasa cinta terhadap kota dan negara ini.
"Karena kalau sudah tidak cinta kepada negara, berkurang cintanya kepada kotanya, akhirnya lahirlah perbuatan yang menjadi tidak menyenangkan," kata Eri Cahyadi, Selasa, 31 Januari 2023.
Eri meyakini, para pelajar yang hari ini dilantik menjadi Duta Trantibum, merupakan anak-anak yang memiliki rasa cinta terhadap kota dan negara. Jika sudah dikukuhkan, ia berharap, para pelajar itu dapat mencegah perbuatan atau tindakan yang melanggar hukum dan norma, khususnya di lingkungan sekolah.
"Karena perbuatan yang melanggar hukum, agama, dan norma itu pasti menciptakan kota kita tidak aman. Kalau sudah dipengaruhi oleh miras dan narkotika akan menjadi gelap. Arahnya melakukan kejahatan," ujar dia.
Lanjut Eri, seorang Duta Trantibum harus berani menyampaikan pendapat juga berani menegur dengan cara-cara santun ketika ada teman yang melakukan perbuatan melanggar hukum, agama, dan norma.
"Anak-anakku harus berani di dalam sekolahnya. Kalau misalnya ada teman yang merokok di lingkungan sekolahan, harus berani menegur namun dengan cara yang santun," kata Cak Eri sapaan lekat Wali Kota Surabaya.
Kepala Satpol PP Kota Surabaya, Eddy Christijanto menyampaikan, pembentukan Duta Trantibum di sekolah merupakan bagian dari langkah Surabaya menuju Kota layak anak tingkat dunia.
Karenanya, pembentukan Duta Trantibum ini juga diharapkan mampu mencegah berbagai bentuk kenakalan remaja.
"Data selama bulan Desember 2022, pemkot bersama Tim Asuhan Rembulan berhasil mengamankan 78 anak dari berbagai macam aksi. Mulai tawuran, balap liar, minum-minuman keras, hingga kegiatan aksi lainnya dengan rentang usia antara 15-20 tahun," kata Eddy.
Eddy menyebutkan, puluhan anak yang sebelumnya terjaring tersebut, diketahui bukan hanya masih berstatus pelajar sekolah. Namun di antaranya pula juga ada anak atau remaja yang sudah tidak sekolah.
"Permasalahan utama dari perilaku anak-anak itu adalah pergaulan dengan teman sebaya dan komunitasnya. Selain itu juga, masalah keluarga, serta sikap acuh tak acuh dan tidak pedulinya orang tuanya," ungkap dia.
Menurut Eddy, sekolah yang menjadi salah satu tempat interaksi sosial, diharapkan dapat menjadi tumpuan dalam menyelesaikan permasalahan itu. Maka dari itu, dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah yang ramah, Pemkot Surabaya melalui Satpol PP menginisiasi program Satpol PP Goes To School.
Mantan Kepala BPB dan Linmas Kota Surabaya ini menjelaskan, Duta Trantibum yang telah dibentuk diharapkan ke depan melakukan edukasi dan sosialisasi kepada teman-temannya di masing-masing sekolah. Demikian juga di komunitas atau lingkungannya melalui tatap muka atau media sosial.
"Tugas utama Duta Trantibum yang pertama menjadi pelopor gerakan ketentraman dan ketertiban lingkungan sekolah dan sekitarnya. Dengan gerakan dari anak, oleh anak, untuk Surabaya," kata dia.
Yang kedua, Eddy menyebut, Duta Trantibum juga memiliki tugas untuk mewujudkan sekolah ramah Ketentraman dan Ketertiban Umum dengan aksi No Tawuran, No Balapan dan No Mabukan.
Dan ketiga, Eddy berharap, para duta tersebut dapat mengajak teman-teman mereka untuk terus belajar, berlatih, berkarya dan mempersiapkan diri menjadi pemimpin masa depan.
"Upaya yang dilakukan Duta Trantibum nanti dengan mengedukasi teman, komunitas dan lingkungan, baik melalui tatap muka secara langsung atau media sosial yang adik-adik semua miliki," kata Eddy.
Sebagai informasi, pembentukan Duta Trantibum di Graha Sawunggaling tersebut, diikuti perwakilan kepala sekolah, guru dan siswa dari 29 lembaga pendidikan SD/ SMP/ SMA/ SMK Swasta maupun Negeri se Kota Surabaya. Selain melalui luring, acara pembentukan Duta Trantibum juga diikuti secara daring oleh 600 lebih sekolah di Kota Surabaya.
Advertisement