Mahasiswa UK Petra Kampanye Anti Budak Cinta
Puluhan mahasiswa Universitas Kristen Petra (UK Petra) Surabaya menggelar gerakan kampanye Stop Dating Violence 'Anti Budak Cinta (Bucin)', Selasa, 21 Mei 2019 di Atrium Radius Prawiro UK Petra, Surabaya.
Ester Hanriani, salah satu peserta, mengatakan kampanye ini untuk mencegah kasus perceraian akibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Aksi ini juga memberikan edukasi tentang jenis perlakuan dalam pacaran supaya muncul kesadaran sejak dini akan kekerasan dalam rumah tangga.
"Kebanyakan kekerasan tidak disadari oleh sebagian pasangan. Karena, mereka dibutakan oleh rasa sayang kepada pasangannya," ungkap Ester.
Menurutnya, di lingkungan kampus juga masih banyak teman-teman atau yang berpasangan menjadi budak cinta. Biasanya rasa cinta yang berlebihan akan menimbulkan kekerasan yang terjadi pada hubungan.
"Misal diposesifin nih, ternyata posesifnya itu sebuah tanda dari kekerasan," katanya saat ditemui di salah satu booth acara #IKOMOVEMENT di Atrium Radius Prawiro UK Petra, Surabaya.
Mahasiswa semester 6 jurusan ilmu Komunikasi ini menjelaskan, setidaknya ada 10 tanda indikasi pasangan yang berpotensi menjadi pelaku kekerasan.
Kata Ester, pertama suka menyalahkan hubungan, selalu membuat merasa bersalah, cemburu yang berlebihan, hipersensitif, mengontrol kehidupanmu, ekspetasi yang tidak realistis, jahat terhadap hewan, mengisolir kamu dari teman-teman sekitar dan terakhir mengancam akan melakukan kekerasan pada pasangan.
Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Pedindungan Anak (Kemen PPPA) pada tahun 2017 dari 10.847 kasus kekerasan, sekitar 2.090 pelakunya merupakan pasangannya. Melalui data statistik tersebut, angka KDRT sebenarnya dapat ditanggulangi sejak dini dengan melihat sikap dan perilaku pasangan selama berpacaran.
Oleh karena itu, tanda-tanda yang dijelaskan Ester tersebut nantinya akan berdampak ke jenjang pernikahan.
Karena itu, mereka berharap pengunjung atau pasangan yang datang ke boothnya sadar dengan apa yang dilakukan terhadap kekasihnya.
“Jangan sampai kamu menjadi korban kekerasan oleh pasangan dalam cinta yang menyiksa," katanya. (pts)
Advertisement