Cegah Overload Kerumunan, Kampung Coklat Blitar Pakai Aplikasi IT
Menyongsong libur tahun baru, wisata edukasi Kampung Coklat Blitar menggunakan aplikasi Informasi Teknologi (IT) untuk mengontrol jumlah pengunjung. Ini dilakukan agar kawasan wisata populer di Blitar ini tetap bisa menerapkan protokol kesehatan.
"Ini upaya kami agar Kampung Coklat bisa buka dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Kami harus menjaga pengunjung pun karyawan kami dari penularan Covid-19," kata Owner Kampung Coklat Kholir Mustofa kepada Ngopibareng.id.
Ia mengaku dilematis dalam menghadapi Pandemi Covid-19 ini. Jika semakin lama menutup kawasan wisata, banyak warga di sekitar yang telah menggantungkan hidup ke destinasi yang dikelolanya. Sedangkan jika buka, ia khawatir akan menciptakan klaster baru.
Menurut Cholid, ada 400 karyawan dan 225 keluarga mitra di sekitar kampung yang hidup dari Kampung Coklat. Ada 125 UKM ikut berusaha di dalam kawasan wisata miliknya. Mereka menjadi pemasok bahan sampai dengan tukang parkir.
Akhirnya, pengusaha yang juga tokoh Ansor ini mengambil jalan tengah. Yakni dengan membuka Kampung Coklat dengan pelaksanaan protokol yang ketat. Ini sesuai dengan arahan Satgas Covid-19 Kabupaten Blitar.
Lantas, berapa pengunjung yang direkomendasikan Satgas Covid? Hanya tiga ribu pengunjung. Padahal, pada hari biasa sebeum pandemi, Kampung Coklat dikunjungi minimal tujuh ribu orang. Kalau hari minggu dan hari libur bisa sampai 20 ribu. Bahkan pernah sampai 30 ribu orang.
Sejak Agustus lalu, ia sudah melakukan beberapa kali uji coba membuka Kampung Coklat dengan protokol kesehatan yang ketat. Para pengunjung wajib menggunakan masker, dites suhu badan, dan disediakan tempat cuci tangan di berbagai titik. Juga disediakan mobil siaga jika ada pengunjung yang harus dirujuk ke rumah sakit.
Tak hanya itu, Kampung Coklat juga telah memasang 60 kamera CCTV di berbagai sudut vital. Di dalam pun di luar. Dengan CCTV ini, pihak keamanan bisa memantau karyawan dan pengunjung.
Selain itu, Kampung Coklat juga menggunakan aplikasi untuk mengontrol keluar masuk penggunjung. Dengan demikian, jumlah pengunjung yang berada di dalam kawasan wisata tetap bisa dibatasi maksimal 3 ribu orang.
Dengan aplikasi ini, pengunjung bisa menunggu di luar atau di lahan parkir sampai jumlah pengunjung di dalam berkurang. Bahkan, dengan aplikasi ini, petugas parkir sudah bisa mengatur pengunjung yang bisa masuk atau tidak sesuai kapasitas.
Berdasarkan pantauan Ngopibareng.id, di dalam kampung coklat terdapat petugas kesehatan yang berjaga. Mereka adalah para petugas kesehatan dari Puskesmas terdekat. Mereka akan bertugas selama masa liburan akhir tahun.