Cegah Longsor, KAI Tanami Rumput Akar Wangi di Jalur KA
PT Kereta Api Indonesia (Persero) tanam pohon serta rumput akar wangi di sepanjang jalur kereta api. Langkah ini sebagai upaya KAI memitigasi potensi longsor pada lereng melalui media tanaman.
Saat ini, KAI telah melakukan penanaman 4.311 pohon dengan rincian 3.419 pohon tinggi kurang dari 2 meter dan 819 pohon tinggi lebih dari 2 meter. Di samping itu, KAI juga telah menanam rumput akar wangi seluas 4.706 meter persegi di sejumlah lereng yang berpotensi longsor.
“Penanaman pohon dan rumput akar wangi di sepanjang jalur kereta api merupakan langkah KAI menjaga keselamatan perjalanan kereta api di musim hujan. Program penanaman pohon dan rumput akar wangi ini akan terus kami lanjutkan di titik-titik yang masih bisa ditanami,” kata VP Public Relations KAI Joni Martinus dikutip di lama kai.id, Jumat 15 Desember 2023
Tanaman yang hidup di sepanjang jalur kereta api dapat menguatkan struktur tanah, mengurangi erosi, dan secara signifikan mengurangi risiko tanah longsor. Selain itu, tanaman ini juga berperan sebagai penyerap air, membantu mengontrol aliran air hujan, dan mencegah terjadinya genangan air yang dapat mengganggu perjalanan kereta api.
Adapun rumput akar wangi merupakan tanaman ekologis dengan sistem perakarannya yang unik. Tanaman ini memiliki akar serabut yang tumbuh lurus dan bukan menyamping seperti tumbuhan rumput pada umumnya.
Akar yang lurus berfungsi untuk stabilitas tanah sedangkan akar dengan susunan yang tebal dan rapat berfungsi untuk menyebarkan air, menahan sedimen, dan sangat tahan terhadap bermacam-macam bahan kimiawi untuk rehabilitasi lahan.
Akar rumput akar wangi diketahui mampu menembus lapisan setebal 15 cm yang sangat keras dan di daerah lereng-lereng yang keras dan berbatu. Ujung-ujung akar rumput mampu masuk dan menembus serta menjadi semacam jangkar yang kuat sehingga mempunyai kemampuan mencegah erosi lereng.
Selain penanaman pohon dan rumput akar wangi, KAI bersama pemerintah daerah juga melaksanakan upaya penanganan musim hujan lainnya dengan pembersihan sampah, normalisasi sungai, dan saluran air dari endapan lumpur maupun gulma eceng gondok di sepanjang jalur kereta api.
Antisipasi menjaga keselamatan perjalanan KA, di antaranya dengan menyiagakan petugas khusus di titik-titik rawan. Petugas secara bergantian siaga selama 24 jam untuk terus memantau daerah rawan bencana. Para petugas juga dapat langsung melakukan tindakan jika terjadi masalah pada jalur rawan.
Selain menyiagakan petugas khusus, KAI juga telah menempatkan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) di berbagai stasiun yang berdekatan dengan daerah rawan. AMUS yang disiapkan tersebut berupa pasir dalam kantong karung, bantalan rel, perancah dari besi untuk penahan pondasi jalur, dan lainnya. Sejumlah peralatan ringan hingga alat berat seperti Multi Tie Tamper (MTT) juga disiagakan merawat kondisi jalur rel agar tetap laik dilintasi kereta api.
Advertisement