Cegah Ladang Ganja, Bupati Minta LMDH Lakukan Penyisiran
Bupati Jember Hendy Siswanto masih khawatir ada tanaman ganja yang ditanam warga Jember belum terungkap. Ia meminta Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) melakukan penyisiran.
Menurut Hendy, temuan tanaman ganja di Lereng Gunung Argopuro, Kecamatan Sumberbaru, pada 9 November 2023, menjadi sinyal bahaya bagi Jember. Keberadaan tanaman ganja dengan sengaja ditanam oleh warga Jember dapat menghancurkan masa depan Kabupaten Jember.
Belum lagi ditambah maraknya peredaran narkotika jenis sabu-sabu dan pil koplo. Tidak sedikit masyarakat Jember usia produktif, termasuk pelajar menjadi korban.
Sebagai upaya menyelamatkan para pecandu narkoba dan obat-obatan terlarang itu, Pemkab Jember bersama Polres Jember sudah membentuk Kampung Tangguh Anti Narkoba, di Kecamatan Patrang. Dalam kampung tangguh tersebut sudah ada pelayanan konsultasi gratis bagi para pecandu yang ingin terbebas dari belenggu narkoba dan obat-obat terlarang.
Kendati demikian, seluruh masyarakat harus terlibat dalam upaya menjadikan Jember bebas narkoba, termasuk ladang ganja. Karena itu, Hendy meminta Gapoktan dan LMDH yang ada di Jember turut mengambil bagian mencegah munculnya ladang ganja.
Gapoktan dan LMDH harus mulai melakukan penyisiran di ladang pertanian maupun hutan. Sebab, tidak menutup kemungkinan masih ada tanaman ganja yang sengaja ditanam belum diketahui keberadaannya.
Bentuk tanaman ganja belum banyak diketahui masyarakat, Hendy juga meminta Gapoktan dan LMDH intens mensosialisasikan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat bisa langsung melapor jika menemukan tanaman mirip ganja.
“Kami juga meminta Gapoktan dan LMD mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai bentuk dan bahaya tanaman ganja. Karena saya sendiri saya baru mengetahui bentuk tanaman ganja saat melihat langsung, di Polres Jember,” ujarnya, Kamis, 16 November 2023 sore.
Blusukan ke Sekolah-sekolah
Selain melibatkan Gapoktan dan LMDH, Bupati Jember Hendy Siswanto juga blusukan ke sekolah-sekolah untuk mencegah peredaran narkoba dan ladang ganja. Sekolah yang menjadi target pertama adalah SMA Negeri 1 Arjasa. Pada kesempatan itu, Hendy menceritakan keberadaan ladang ganja di Lereng Gunung Argopuro, Kecamatan Sumberbaru.
Di hadapan ratusan siswa, Hendy menyampaikan bahaya penggunaan narkoba. Selain dapat menghancurkan lingkungan, juga dapat menghancurkan diri sendiri.
Hendy mengajak siswa SMA juga turut serta mencegah peredaran narkoba dan obat-obatan terlarang, minimal di lingkungan keluarga sendiri.
Selain sosialisasi bahaya narkoba, Hendy juga mengajak siswa SMA menjauhi seks bebas. Hendy mengatakan angka pernikahan dini di Kabupaten Jember cukup tinggi, salah satunya akibat seks bebas atau di luar nikah.
Tidak sedikit perempuan bawah umur di Kabupaten Jember berstatus janda. Karena ia menikah dengan laki-laki yang juga bawah umur dan belum siap membina rumah tangga. Sehingga pernikahan tersebut tidak bertahan lama.
Selain pernikahan dini, seks bebas juga meningkatkan pelanggaran hukum di Kabupaten Jember. Hendy mengatakan pernah mendatangi anak bawah umur yang hamil di luar nikah yang terpaksa mengubah tahun kelahiran agar bisa menikah secara resmi.
“Di Jember ada dan terjadi, ada perempuan bawah umur hamil. Mau menikah resmi kan tidak bisa, akhirnya meminta keringanan ke Pengadilan Agama, bahkan ada yang merekayasa umur saat membuatkan KTP,” jelasnya.
Lebih jauh, Hendy menjelaskan, dampak yang lebih jauh akibat seks bebas yakni peningkatan angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI). Sebab, perempuan bawah umur yang melahirkan, kondisi rahimnya masih belum kuat.
“Siswa SMA ini masuk usia yang selalu ingin mencoba hal yang baru. Saya ingatkan jauhi seks bebas, narkoba, dan obat-obatan terlarang. Seks bebas sudah dipastikan dapat menimbulkan tiga hal, yakni stunting, AKI, dan AKB,” pungkasnya.