Cegah Kemungkaran dengan Kekerasan, Ini Garis Kiai Ma’ruf Amin
Jakarta: Rais ‘Am PBNU KH Ma’ruf Amin menegaskan, organisasi NU sejak didirikan hingga kini, tema pergerakan dan perjuangannya tidak lepada dari amar ma’ruf nahi munkar. Namun, amar ma’ruf nahi munkarnya NU dengan cara santun, lemah lembut atau layyinan.
“Saya sering bicara dengan Presiden dengan Kapolri, amar ma’ruf itu dilakukan dengan cara santun,” katanya.
Kiai Ma’ruf Amin mengungkapkan hal itu, ketika ditanya bagaimana NU melakukakan amar ma'ruf nahi munkar.
Menurut Kiai Ma’ruf, amar ma’ruf nahi munkar adalah bagian agama sehingga menjadi tugas umat Islam, termasuk warga NU.
Cuma, kata dia, dalam menjalankannya bisa jadi dengan cara beda. Ada kelompok di luar NU yang melakukannya dengan cara berteriak-teriak atau demontrasi. Cara semacam itu tidak mutlak berhasil.
“Tatapi dengan pendekatan yang santun, pendekatan kesadaran, dengan penuh toleran, itu justru banyak perubahan, dan memberikan manfaat, pengaruh yang besar. Itu yang dilakukan NU selama ini,” lanjutnya, dikutip ngopibareng.id, Kamis (5/10/2017).
Sewaktu-waktu warga NU mungkin juga melakukan cara-cara yang tegas dengan terkontrol, tapi tidak harus selalu begitu.
“Jadi, amar ma’ruf itu bagaimana memerintahkan kebaikan dan mencegah kemunkaran. Mencegah kemunkaran tidak harus dengan cara keras, dengan cara demonstrasi, santun, konstitusional, demokratis, tapi arahnya kita mencegah dan terjadi perubahan-perubahan,” jelasnya.
NU melakukan cara-cara seperti itu, sambungnya, sebagai upaya mencegah benturan-benturan antarkelompok, misalnya antara kelompok nasionalis dengan Islam dan kelompok-kelompok lain.
“Ternyata yang bisa mengharamonisasikan kan NU,” pungkasnya. (adi)