Cegah Kekerasan ke Anak, Banyuwangi Siapkan Pesantren Ramah Anak
Pemkab Banyuwangi berencana mewujudkan pesantren ramah anak. Langkah ini dilakukan menyusul banyaknya peristiwa kekerasan terhadap anak yang salah satunya terjadi di dalam lingkungan pesantren.
Untuk mewujudkan pesantren ramah anak ini, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Banyuwangi menggandeng Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) serta Kemenag Banyuwangi. Sosialisasi pun dilakukan pada pengasuh pesantren yang ada di Banyuwangi, Selasa, 26 Juli 2022.
"Ada kurang lebih 31 hak anak yang harus dipenuhi, di antaranya ada hak hidup, hak untuk berkembang dan partisipasi. Tentunya pondok pesantren harus berupaya menerapkan ini," jelas Pelaksana Tugas Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian PPPA, Indra Gunawan, dalam acara tersebut.
Terdapat 35 perwakilan pondok pesantren di Banyuwangi hadir dalam sosialisasi yang dilakukan di Kantor Dinsos PPKB Banyuwangi ini. Mereka diberikan pemahaman penerapan terkait model pesantren ramah anak.
Indra Gunawan menyatakan, model pesantren ramah anak ini menekankan pada pemenuhan hak anak yang baik dan optimal. Sehingga unsur kekerasan baik fisik maupun psikis dapat dicegah. Kementerian PPPA, kata Dia, tidak ingin kekerasan pada anak terjadi lagi.
Menurutnya, kekerasan pada anak bisa terjadi di mana pun, seperti di rumah, sekolah hingga tempat umum. "Oleh karena itu, semua pihak harus bersama-sama melindungi anak-anak kita," ujarnya.
Kepala Dinsos PPKB Banyuwangi, Henik Setyorini, mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan mengajak seluruh pesantren di Banyuwangi melakukan deklarasi pesantren ramah anak. Dinsos PPKB juga akan melakukan kerja sama dengan Kemenag Banyuwangi guna mewujudkan pesantren ramah anak tersebut.
"Beberapa waktu lalu kita sudah melakukan MoU untuk madrasah ramah anak, sekitar 600 sekian waktu itu. Nanti kita susul lagi untuk pesantren ramah anaknya," jelasnya.
Henik menyatakan pihaknya juga memiliki program desa ramah anak, madrasah peduli anak. Diharapkan, ke depan tidak terjadi lagi pelecehan maupun kekerasan terhadap anak di lembaga apa pun.
"Sangat berharap kejadian yang merugikan anak tidak terjadi lagi. Sehingga nanti terwujud perempuan berdaya, anak terlindungi, Indonesia maju," pungkasnya.