Cegah Kebakaran Lahan, DPKP Surabaya Patroli Lahan Terbuka
Data Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya menyebut telah terjadi 315 kasus kebakaran sepanjang Januari hingga Agustus 2023. Sebanyak 244 kasus kebakaran merupakan kategori non bangunan.
Dengan rincian, kebakaran alang-alang 106 kali, sampah 65 kali dan lain-lain 73 kali.
Melihat data tersebut untuk mencegah kasus kebakaran yang semakin banyak saat kemarau, DPKP memasifkan patroli di lahan-lahan terbuka.
Langkah ini sekaligus dilakukan untuk mencegah dampak fenomena La Nina atau cuaca ekstrem, sebagaimana peringatan yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Kepala DPKP Kota Surabaya, Dedik Irianto mengatakan, telah menginstruksikan jajarannya untuk melakukan patroli di lahan-lahan terbuka. Terutama, patroli di lahan yang diindikasi sering terjadinya kebakaran.
"Teman-teman yang di pos, mereka melakukan patroli di lahan-lahan terbuka yang sering terjadi kebakaran. Siaganya tetap setiap sekian jam, mereka keliling memantau lahan-lahan kosong yang biasa sering terbakar," kata Dedik Irianto, Sabtu, 19 Agustus 2023.
Di samping itu, upaya pencegahan lain juga dilakukan DPKP dengan memberikan sosialisasi kepada warga. Dedik menyebut, bahwa warga juga diimbau agar tidak sembarangan membakar sampah di lahan terbuka.
"Itu sebenarnya ada larangannya, bukan hanya panas tapi angginya kencang, dikhawatirkan kalau membakar di lahan terbuka, bisa merambat ke objek lain di sekitarannya," ujarnya.
Dedik berharap, warga dapat membuang sampah di TPS (Tempat Pembuangan Sampah) yang telah disediakan Pemkot Surabaya. Sampah yang ditaruh di TPS nantinya akan diambil petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
"Membakar lahan terbuka pun menurut undang-undang lingkungan, juga tidak dibenarkan, kalau bakar sampah di ruang terbuka tanpa menggunakan teknis tertentu," jelasnya.
Selain mencegah terjadi kebakaran di lahan terbuka, DPKP Surabaya juga mengingatkan masyarakat agar memperhatikan saat memasak. Sebab, berdasarkan catatannya, beberapa kali telah terjadi kebakaran di Surabaya karena disebabkan memasak.
"Ada beberapa kejadian kemarin sempat masak dan kelupaan sehingga terjadi kebakaran, kalau masak ditunggu dan sebagainya. Angin juga kencang takutnya bisa merambat apinya ke tetangga," ungkapnya.
Lanjutnya, kalau ada barang elektronik itu dimatikan kabelnya, dicabut jangan cuma ditekan tombolnya saja, kalau sudah tidak digunakan.
Dedik menyatakan,pihaknya juga getol melakukan sosialisasi dan pelatihan pencegahan kebakaran di wilayah perkampungan. Dalam giat itu, warga diberikan pengetahuan tentang penyebab terjadinya kebakaran dan cara pencegahannya.
"Materi sosialisasi itu kami kenalkan kebakaran itu karena apa. Kebakaran itu bencana tetapi bisa diantisipasi dengan upaya pencegahan," paparnya.
Di samping itu, dalam giat sosialisasi, pihaknya juga mengenalkan fase pertumbuhan api kepada masyarakat. Dimana krusial api berada di empat menit pertama sejak fase awal muncul. Warga pun juga diimbau agar tidak panik ketika terjadi kebakaran.
"Lakukan penanganan awal dan menghubungi Command Center 112. Respon time kami tujuh menit, padahal krusialnya fase api di empat menit. Kalau warga melakukan pemadaman awal dengan alat tradisional, seperti anduk basah dan sebagainya, kami akan latih," pungkasnya.