Kanker Payudara Dapat Dicegah dengan Bawang Merah
Berangkat dari rasa keprihatinan yang mendalam terhadap penderita kanker payudara di Indonesia, tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menciptakan terobosan baru mencegah terjadinya kanker payudara.
Tiga mahasiswa itu adalah Alvin Romadhoni Putra, Iftyna Dewi Umaroh dan M Izzudin Jifaturrohman. Mereka berhasil menemukan khasiat dari bawang merah yang dapat digunakan untuk membantu mencegah terjadinya penyakit kanker tersebut.
Bawang merah dipilih sebagai bahan utama karena mengandung senyawa kuersetin. Sebenarnya senyawa tersebut dimiliki pula oleh buah apel, brokoli dan bayam. "Akan tetapi kandungannya tidak sebanyak yang ada di dalam bawang merah," ujar Alvin, salah satu anggota.
Senyawa kuersetin ini diyakini mampu menginduksi apoptosis dan menghambat sel kanker payudara. Di samping itu juga bawang merah memiliki efek meningkatkan efikasi cisplatin yang merupakan salah satu obat kanker seperti kanker ovarium, kanker kolon dan kanker paru-paru.
"Sehingga bawang merah ini dapat dijadikan sebagai agen anti kanker," jelasnya
Selain sebagai senyawa yang mampu mendeaktifkan banyak karsinogen potensial dan pemicu tumor, kuersetin juga memiliki sifat kelarutan, biovailibilitas, sifat hidrofobik dan permeabilitas yang buruk.
"Kami melakukan proses nanoenkapsulasi dan nanocarriernya bovine serum albumin," ungkapnya.
Penggunaan bovine serum albumin atau BSA (protein sapi) berguna sebagai pembawa kuersetin ke dalam tubuh dalam bentuk nanoenkapsulasi. Selain itu, adanya kantong hidrofobik dalam BSA akan mempermudah proses reaksi dengan kuersetin.
Dengan dilakukannya nanoenkapsulasi kuersetin-BSA dapat meningkatkan kinerja kuersetin sebagai antikanker yang tepat sasaran pada sel kankernya tanpa merusak sel lain di sekitarnya, papar mahasiswa angkatan 2016 ini.
Adanya penelitian ini tentu sangat bermanfaat bagi bidang kesehatan di Indonesia. Hal ini dikarenakan kematian akibat kanker payudara setiap tahunnya semakin meningkat, sehingga diperlukan aksi dan tindakan tegas untuk mencegahnya.
"Alangkah baiknya juga jika ke depannya akan ada penelitan serupa yang lebih inovatif," pungkasnya.(amm/wit)