Cegah Interaksi Antar Buruh Migran, Asrama Sukolilo Dibagi 3 Blok
Asrama Haji Sukolilo Surabaya menerapkan sistem zonasi selama karantina Pekerja Migran Indonesia (PMI) berlangsung. Mereka dibedakan berdasarkan negara asal bekerja, sebelum pulang.
Kepala UPT Asrama Haji Sukolilo, Sugianto mengatakan, di lokasi karantina tersebut tersedia 12 gedung yang kini dibagi menjadi tiga zona atau blok. “Asrama Haji ada 12 gedung, dibagi tiga blok, bubble atau zona,” kata Sugianto, ketika dikonfirmasi, Selasa, 25 Januari 2022.
Zonasi tersebut, kata Sugianto, dimaksudkan agar setiap blok ditempati oleh PMI dengan negara asal yang sama. Contohnya, zona pertama diisi PMI dari Malaysia, kemudian blok lain hanya untuk PMI Singapura.
“Masing-masing zona ditempati PMI asal negara tertentu. Misalnya, Malaysia tiba pertama di bubble satu, kemudian Singapura datang lagi di bubble dua, terus datang lagi dari Brunei di bubble tiga,” jelasnya.
Sugianto mengungkapkan, blok tersebut dibuat untuk membatasi pertemuan antar PMI dengan asal negara yang berbeda. Oleh karenanya, setiap blok disekat menggunakan seng dan dijaga petugas.
“Terpenting itu antar bubble satu dengan lainnya tidak boleh saling ketemu, karena beda negara kedatangan. Masing-masing bubble dibatasi penyekat pagar seng, tiap gedung dijaga dua orang tentara,” ucapnya.
Sugianto berharap, agar para PMI tersebut tidak keluar kamar saat menjalani karantina di Asrama Haji. Mereka bakal menjalani tes swab PCR kedua setelah enam hari diisolasi, kalau negatif baru boleh pulang. “Diharapkan semua PMI tidak keluar kamar, harus berdiam diri di kamar. Dan dini hari ke enam PCR ke dua, kalau negatif pulang di hari ke tujuh pagi,” ujar dia.
Lebih lanjut, apabila PMI di satu blok sudah dipulangkan, tempat tersebut baru bisa ditempati pekerja dari negara lain. Menurut Sugianto, zona yang kosong langsung bisa diisi.
“Setelah bubble satu pulang, bisa ditepati bubble berikutnya dari negara mana pun, dari Hongkong, Filipina atau mana pun. Yang kosong yang mana, ya dimasuki,” tutupnya.
Advertisement