Cegah Gangguan Kamtib, Lapas Banyuwangi Tingkatkan Kewaspadaan
Mengantisipasi potensi terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban (Kamtib), Lapas Banyuwangi meningkatkan kewaspadaan seluruh petugasnya. Langkah ini dilakukan sebagai komitmen untuk turut menjaga kondisi Lapas Banyuwangi selama perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) dan setelahnya.
Peningkatan kewaspadaan ini ditandai dengan apel kesiapsiagaan menjelang perayaan Nataru, Jumat, 23 Desember 2022. Apel dipimpin Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas (KPLP) Andri Setiawan.
“Melalui apel kesiapsiagaan ini mari kita saling meningkatkan kewaspadaan agar Lapas Banyuwangi selalu berada dalam kondisi yang aman,” katanya.
Dia menegaskan, seluruh petugas Lapas baik yang berada di bagian Kamtib maupun di bagian lain untuk saling bersinergi melakukan deteksi dini. Sehingga dapat mencegah berbagai hal yang dapat mengganggu kondisi Kamtib.
Pada dasarnya, menurutnya, seluruh petugas pemasyarakatan memiliki tanggung jawab untuk melakukan kegiatan pengamanan. Hal ini penting dilakukan dalam rangka meningkatkan kewaspadaan seluruh petugas guna mengantisipasi potensi terjadinya gangguan Kamtib. “Oleh karena itu sinergi masing-masing bagian tentunya akan menguatkan tugas dan fungsi untuk menjaga keamanan di Lapas Banyuwangi ini,” tegasnya.
Tidak hanya itu, Andri menegaskan, seluruh petugas tidak hanya fokus melakukan pengamanan yang sifatnya berasal dari dalam. Karena ancaman gangguan kamtib juga bisa berasal dari luar.
“Kita juga harus waspada terhadap ancaman gangguan Kamtib yang mungkin saja bisa dilakukan oleh masyarakat luar, karenanya kita harus memperkuat kegiatan intelijen kita,” pintanya.
Usai apel, Andri memimpin seluruh petugas melakukan penggeledahan pada beberapa kamar hunian.
Pengecekan kamar hunian ini merupakan salah satu upaya deteksi dini dalam rangka menetralisir adanya barang terlarang di kamar hunian.
Dari hasil penggeladahan, tidak ditemukan adanya barang-barang yang berbahaya di dalam kamar hunian. Namun petugas menyita barang yang disinyalir dapat dimodifikasi warga binaan menjadi senjata tajam, seperti sendok. “Kondisi kamar hunian dalam keadaan aman serta kondusif,” ujarnya.