Cegah DBD, Komunitas Salurkan Mesin Fogging Natural ke Sekolah
Kasus Demam Berdarah (DBD) selalu signifikan meningkat ketika musim penghujan datang. Di Surabaya sendiri Dinkes mencatat ada kenaikan kasus di bulan Februari 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.
Ada sebanyak 43 kasus DBD pada periode Januari sampai Februari 2024. Sedangkan pada periode sama tahun 2023, tercatat hanya 25 kasus DBD.
Sekolah sebagai salah satu titik penyebaran penyakit akibat virus dan nyamuk, masih menggunakan cara konvensional untuk mengusir nyamuk yaitu dengan obat nyamuk semprot berbahan kimia dan aerosol.
Menurut kepala peneliti Harvard University, T.H paparan insektisida seperti aerosol dan DEET berbahaya untuk manusia terutama anak-anak, juga terbukti tidak efektif kecuali dilakukan tiap hari.
Hal tersebut rupanya mendorong para komunitas untuk mengambil langkah preventif. Salah satunya adalah BerryC, distributor produk rumah tangga sejak 2020, memperhatikan kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak ditengah maraknya kasus DBD.
Pihaknya memberikan puluhan mesin fogging dan Mosquito Repellent Fogging kepada sekolah di Surabaya seperti SMA Montessori School, IPH School, Cordova Islamic School, Al-Azhar, dan KB-TK Benih Kasih.
"Mosquito Repellent Fogging merupakan teknologi yang berbeda dari fogging DBD yang beracun karena BerryC fogging berbahan natural. Alat tersebut melapisi ruang kelas di sekolah, kantor, rumah atau mobil dengan essential oil yang aman bagi anak-anak tapi dibenci oleh nyamuk dan serangga,” ujar Ali Gunawan, Marketing Manajer BerryC.
Ali menjelaskan, metode yang digunakan adalah semprot asap berbasis peppermint dengan prosedurnya cepat maka aman bila terhirup dan produk ini terbukti membunuh virus COVID-19 serta Flu Singapore.
“Bakteri dan larva nyamuk serta mengurangi populasi nyamuk secara siginifikan sesuai hasil uji lab IPB, SIG dan G-Micro,” tambahnya.
Langkah pemberian mesin fogging secara cuma-cuma ini, diharapkan dapat membantu mengedukasi sekolah, orang tua dan publik tentang cara yang lebih bijak dan aman untuk mengurangi risiko penularan DBD dan berbagai penyakit menular yang umum terjadi di lingkungan sekolah.