Cegah Dampak Bencana di Pacitan, BPBD Jatim Luncurkan Destana
Potensi ancaman bencana geologi dan meteorologi di wilayah pesisir selatan Jatim kini terus diantisipasi.
Salah satunya, melalui kegiatan Ekspedisi Sapa Destana Wilayah Pesisir Selatan Jatim yang dilaunching di Kab Pacitan, Minggu, 28 November 2021, tepatnya di Balai Desa Kembang Kecamatan Pacitan.
Daerah lain yang menjadi sasaran kegiatan ini, yakni, Kab. Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember dan Kab. Banyuwangi.
Di Pacitan, kegiatan yang diikuti relawan perwakilan Destana pesisir Pacitan ini dibuka oleh Kalaksa BPBD Jatim Drs Budi Santosa.
Kegiatan yang dirangkai dengan acara Peresmian Watumejo Mangrove Park, Susur Sungai Grindulu dan Aksi Penanaman Mangrove ini juga dihadiri Sestama BNPB Dr Lilik Kurniawan, Direktur Kesiapsiagaan BNPB Drs Pangarso Suryotomo.
Kemudian, Kapusdatin BNPB Dr Abdul Muhari, Kalaksa BPBD Kab. Pacitan Didik Alih Wibowo ST, MM, Kades Kembang Sahudi dan Tim FPRB Jatim.
Khusus peresmian dan penanaman Mangrove yang digagas Rumah Zakat, acara ini juga dihadiri Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Wabup Pacitan Gagarin, Ketua DPRD dan Forkopimda setempat.
Turut hadir dari BPBD Jatim, Sekretaris Erwin Indra Widjaja, Kabid RR yang juga Plt Kabid PK Andhika N Sudigda, Kabid KL Drs Sriyono dan Kasi Pencegahan, Dadang Iqwandy.
Ketiga kegiatan ini dipusatkan di Desa Kembang yang menjadi lokasi terparah saat banjir besar akibat Siklon Cemara 2017.
Kembang juga merupakan Destana pertama di Pacitan yang dibentuk BPBD Jatim dengan dukungan BNPB tahun 2011.
Dalam sambutannya, Kalaksa BPBD Jatim mengungkapkan, upaya meningkatkan kapasitas masyarakat melalui Destana merupakan pilihan yang tepat saat menghadapi ancaman bencana.
Karena berdasar penelitian di Jepang, saat terjadi bencana, upaya penyelamatan diri 94,9 persen ditentukan oleh kesiapsiagaan diri sendiri dan orang terdekat (keluarga, teman, tetangga).
Sestama BNPB mengapresiasi langkah yang dilakukan Jatim saat ini. Termasuk inovasi Bupati Pacitan dan Rumah Zakat.
Dikatakan, kunci agar bisa hidup harmoni dengan bencana adalah memperkuat mitigasi dan kesiapsiagaan bencana di masyarakat.
Advertisement