Cegah Bahaya Intoleransi dan Radikalisme, FKPT Jatim Gandeng Para Guru
Upaya-upaya pencegahan terus menerus dilakukan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur, dengan berbagai langkah strategi. Terutama ditujukan bagi anak-anak dan remaja, dan kaum perempuan, yang rentan terhadap bahaya intoleransi dan radikalisme.
"Kali ini, kami mengajak para guru sebagai agen penting dalam menyampaikan isu-isu yang berkembang di masyarakat, untuk melindungi anak bangsa dari bahaya radikalisme dan terorisme, " tutur Ketua FKPT Jatim, Prof DR Hj Hesti Armiwulan SH MHum.
Hal itu diungkapkan pakar hukum dan guru besar Universitas Surabaya (Ubaya) pada pembukaan kegiatan "Sosialisasi Membangun Sinergi untuk Melindungi Anak Bangsa dari Bahaya Intoleransi, dan Radikalisme", di gedung PKK Pemkot Madiun, pada Senin 27 Mei 2024.
Kegiatan ini diikuti para guru SD - SMP di wilayah Kota Madiun, dihadiri Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Kolonel (SUS) DR. Harianto, dan Bakesbang Prov Jatim.
Sebelumnya, jajaran pengurus FKPT Jatim mengadakan audiensi bersama Pj Walikota Madiun Eddy Supriyanto SSTP MPSDM di Surabaya, Minggu 26 Mei 2024. Sedianya Eddy yang juga Kepala Bakesbangpol Provinsi Jatim sebagai pembicara kunci, namun ternyata ada kegiatan di Jakarta.
FKPT Mitra Strategis BNPT
Pada kesempatan itu, Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Kolonel (SUS) DR. Harianto, S.PD.,M.PD, menegaskan, FKPT Jawa Timur merupakan salah satu mitra strategis BNPT dalam menangani permasalahan terkait.
Di antara strateginya, mensinergikan semua elemen yang terlibat dengan pendekatan pentahelix, yaitu pemerintah, masyarakat, akademisi, media, dan dunia usaha.
FKPT Jatim berperan dalam mengkolaborasikan segala sesuatu dalam rangka pencegahan paham radikal, ekstremisme, dan terorisme di wilayah provinsi ini.
“Kami tetap berkeyakinan dengan upaya kita bersinergi dengan pendekatan multi pihak, semua pihak memiliki rasa tanggungjawab. Bahwa ini bukan semata-mata menjadi tanggungjawab badan berupa BNPT dan mitra strategis FKPT saja.
"Namun ini adalah tanggung jawab kita sebagai warga negara Indonesia. Di sini kami sebagai badan menyampaikan pesan inilah negara hadir dalam kebersamaan dengan semua elemen masyarakat,” ujar Kolonel Harianto.
Ia juga menyampaikan tujuh prioritas nasional BNPT yang sudah dikembangkan dan perlu diperkuat, yaitu: Pemberdayaan perempuan, remaja dan anak, Desa Damai, Sekolah Damai, dan Kampus Kebangsaan, Perlindungan warga negara Indonesia yang secara luas, assessment terhadap aparat pemerintah yang berisiko tinggi dan terkait dengan radikalisasi.
“Tujuh prioritas inilah berupaya kami sinergikan melalui forum koordinasi pencegahan terorisme yang berada di Provinsi Jawa Timur akan mampu kita kuatkan dalam rangka pencegahan paham radikal ekstremisme dan terorisme.
"Harapan kami, kita dapat bersinergi dari semua elemen dengan pendekatan pentahelix mampu membuat zero terorisme attack di tahun ini dan keberhasilan ini sekali lagi menjadi tanggungjawab bersama negara hadir bersama BNPT dan FKPT Jatim, ” tutur Kolonel Harianto.
Dalam kegiatan "Sosialisasi Membangun Sinergi untuk Melindungi Anak Bangsa dari Bahaya Intoleransi, dan Radikalisme", Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Kolonel (SUS) DR. Harianto, mengangkat topik "Melindungi Perempuan, Anak dan Remaja dari Bahaya Intoleransi dan Radikalisme".
Dimoderatori DR Muhammad Fahmi, tampil juga pembicara Prof DR Husniyatus Salamah Zainiyati, Guru Besar Ilmu Pendidikan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) dengan topik " Aksentuasi Moderasi Beragama di Lembaga Pendidikan: Strategi Pembelajaran dalam Menangkal Radikalisme dan Mewujudkan Sekolah Ramah Anak ".