CCTV Gelap, Polisi Periksa Proyektil Kasus Penembakan Ustadz Alex
Ketua majelis taklim Nurul Yaqin yang biasa dipanggil Ustadz Alex, tewas ditembak orang tak dikenal di depan rumahnya, pada Sabtu 18 September 2021 malam. Warga RT 02/05 Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang itu mengembuskan napas terakhir usai terkapar di depan rumahnya akibat peluru nyasar di bagian perut, yang ditembakkan orang tak dikenal (OTK). Padahal korban baru saja melaksanakan salat magrib berjemaah di Masjid Jami'l Nurul Yaqin.
Pihak kepolisian masih menyelidiki kasus ini. Selain olah tempat kejadian perkara (TKP), Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan polisi tengah menyelidiki proyektil untuk mengetahui jenis senjata yang digunakan oleh pelaku penembakan.
"Tim Labfor sedang analisis untuk ketahui senjata apa yang digunakan pelaku. Tim masih bekerja," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Senin 20 September 2021.
Penyelidikan kasus ini diketahui dilakukan oleh Satreskrim Polrestro Tangerang Kota dan dibackup oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Yusri menuturkan penyidik masih terus mengumpulkan alat bukti serta memeriksa saksi untuk mengusut peristiwa ini.
Kepolisian juga akan menganalisa rekaman CCTV yang ada di sekitar lokasi untuk mengusut identitas pelaku.
"Kami juga analisis CCTV di sekitar TKP, penembakan terjadi saat keadaan sudah mulai gelap," ujarnya.
Ustadz Alex Ahli Pengobatan Alternatif
Yusri Yunus mengungkapkan bahwa Ustadz Alex selain dikenal sebagai tokoh agama, juga berprofesi sebagai ahli pengobatan alternatif. Memang dia adalah ketua majelis taklim di kompleknya. Tetapi dia juga bekerja 20 tahun sebagai ahli pengobatan alternatif," bebernya.
Ahmad, Ketua RW 05 di lingkungan tempat tinggal Ustadz Alex, menilai korban dikenal orang baik dan menjadi tokoh agama. "Dia juga membantu pengobatan orang-orang yang kurang sehat dan lebih percaya pengobatan alternatif dibandingkan ke dokter," ujarnya.
Ahmad menyebutkan korban menekuni profesi pengobatan alternatif sejak masih lajang. Korban sempat mengenyam pendidikan di pondok pesantren Yogyakarta. Meski demikian, Ahmad tidak begitu mengetahui apakah korban mempunyai musuh atau tidak. Ahmad melanjutkan sejak pandemi Covid-19 melanda, pengobatan alternatif yang dilakoni oleh korban sudah sepi pengunjung.
Ustadz Alex punya Sakit Asam Lambung
Ahmad menuturkan, selama sembilan bulan belakangan ini korban sempat mengeluhkan sakit asam lambung. "Saya kurang tahu (punya musuh atau tidak) karena itu, kan internal dia, tapi yang jelas ngeluh setelah corona ini tamu enggak ada. Ditambah lagi, almarhum mengeluh sakit lambung sejak sembilan bulan belakangan ini, kondisi begini ekonomi lagi menurun," kata Ahmad.
Santos, kakak korban mengungkapkan kepada media bahwa dirinya jarang sekali bertemu adiknya. Dalam sebuah kesempatan ia sempat ingin bertemu korban namun ada saja halangannya.
"Kalau saya jarang ketemu setahun sekali. Pas kemarin saya mau ketemu ada halangan, dia paling dekat sama saya. Kalau ada masalah apapun, sekecil apapun ngomong. Tapi ini dia tidak ada omongan apa-apa," jelasnya.
Di mata Santos, Ustadz Alex adalah sosok yang baik. "Orangnya baik sama warga sama masyarakat sekitar lingkungannya," puji dia.
Keluarga Ustadz Alex meminta ke kepolisian agar pelaku penembakan segera ditangkap. "Saya harap segera ditangkap," ucap Sumadi yang mengaku kerabat korban.
Sebelum peristiwa penembakan tersebut, Sumadi mengatakan tidak ada ancaman teror terhadap korban. "Tidak ada ancaman. Tiba-tiba korban ditembak, dia teriak lalu warga berhamburan keluar rumah," jelas dia.
Sampai saat ini kematian Ustadz Alex alias Arman ini masih menimbulkan tanda tanya. Apa yang melatari orang tak dikenal tersebut tega menembak mati guru ngaji ini
Advertisement