Catat, Tradisi Macet di Ploso Jombang Sebentar Lagi Punah!
Macet menjadi hal yang tak terpisahkan dari Jembatan Ploso, Jombang. Bertahun-tahun kondisi ini dirasakan para pengendara. Terutama saat jam sibuk, akhir pekan, hingga momentum liburan saat hari raya.
Tikungan tajam di sisi utara jembatan yang menjadi titik bertemunya kendaraan dari empat arah, dianggap sebagai penyebab utama timbulnya kemacetan di Jembatan Ploso. Rizal Darul Iman, 32, seorang sopir armada tahu asal Peterongan Jombang bercerita, macet kerap ia alami ketika menjelang sore. Atau saat dirinya berangkat mengirim tahu ke sejumlah pasar tradisional di Lamongan.
“Kudu sing sabar nek liwat jembatan Ploso (harus sabar ketika melintasi jembatan Ploso),” ujar Ibrahim mengawali cerita kepada Ngopibareng.id, Rabu 8 Desember 2021. Agar tak semakin emosi saat menghadapi kemacetan di Ploso, Ibrahim menghibur diri dengan cara memutar musik bervolume keras di dalam kendaraan.
Apalagi saat armadanya persis berada di belakang kendaraan lebih dari tiga sumbu, kontainer misalnya. “Kendaraan yang besar-besar kalau belok di jembatan Ploso butuh waktu lama, karena tikungannya tajam sekali,” imbuhnya. Ibrahim bercerita petugas seketika melakukan rekayasa lalu lintas saat macet benar-benar parah.
Kendaraan dari arah Jombang yang akan menuju utara jembatan, diarahkan menuju jalan lingkungan Desa Rejoagung atau persisnya di sisi barat RSUD Ploso. Titik keluarnya berada di depan Mapolsek Ploso. Begitu juga dengan arus kendaraan dari arah Jatikalen, Nganjuk, juga harus melalui jalan alternatif ini.
“Kendaraan dari arah Mojokerto dan Lamongan berjalan satu arah, ke Jombang atau ke Nganjuk. Mau bagimana lagi, adanya cuma jalan alternatif ini saja,” lanjutnya. Dengan adanya pembangunan jembatan baru di Ploso, Ibrahim berharap fenomena macet segera punah. “Kami yang dari Jombang menuju Lamongan, ingin segera lancar melintasi Ploso tanpa terjebak macet di jembatan,” tambahnya.
Progress pembangunan jembatan baru Ploso sendiri sudah mencapai 92 persen. Seluruh pekerjaan konstruksi ditarget selesai 31 Desember 2021, agar pada tahun depan jembatan ini sudah bisa dilewati masyarakat. Menggunakan sistem Multi Year Contract, proyek ini dengan menyedot anggaran Rp 125 miliar dari APBN 2020-2021. Sedangkan masa pekerjaannya selama 463 hari kalender.
Proyek jembatan baru Ploso ini berada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dengan pemenang lelang yaitu PT Waskita Karya. Pembangunan Jembatan Ploso juga tertuang dalam Perpres Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan, Kawasan Bromo-Tengger-Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.
Siti Sekar Gondoarum, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 4.6 Babat-Bojonegoro-Ngawi mengatakan, dengan sudah mencapai progress 92 persen pihaknya optimistis pembangunan jembatan Ploso rampung sesuai target yaitu 31 Desember 2021. “Pembangunan dimulai September 2020, atau sudah selama 15 bulan hingga sekarang. Kami yakin sesuai target selesai,” katanya, Selasa 7 Desember 2021.
Pihaknya menjelaskan, jembatan baru Ploso ini struktur gelagar beton dengan panjang kurang lebih 900 meter. Namun total ruas yang ditangani mencapai 1,2 kilometer. “Jembatan ini bisa dilalui kendaraan dari dua arah, Jombang-Babat ditambah dari Gedeg Mojokerto ke Jombang. Karena strukturnya gelagar beton, jembatan baru Ploso memiliki batas tonase hingga 50 ton,” imbuh Sekar.
Pada sisa waktu tiga minggu ini, kontraktor akan fokus menyelesaikan girder jembatan yang belum terpasang. “Sampai sekarang masih ada 10 girder yang belum naik, semoga bisa naik pada minggu depan dan dilakukan percepatan. Mudah-mudahan cuaca juga mendukung. Sebab apabila hujan atau sudah malam, pekerja tidak bisa melakukan erection girder,” lanjutnya.
Girder terpanjang di jembatan baru Ploso mencapai 47 meter, dan terletak persis di simpang tiga Ploso. “Semoga pembangunan jembatan Ploso ini selesai tepat waktu, mengingat cuaca yang kurang mendukung di akhir tahun,” pungkasnya.
Advertisement