Cara Universitas Muhammadiyah Malang Bantu Korban Gempa Dampit
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) punya cara berbeda untuk membantu pemulihan trauma dan beban psikis anak-anak korban gempa bumi di Malang Selatan. Bentuknya berupa perpustakaan keliling bernama Mobil Kamis Membaca (Mobil Kaca). Dengan Mobil Kaca, relawan mengajak anak-anak korban gempa untuk bermain, membaca, sekaligus mendengarkan dongeng dari para relawan.
Salah satu lokasi yang menjadi sasaran Mobil Kaca adalah Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Agenda hiburan bagi anak-anak dengan bercerita kisah dan bermain ini merupakan bagian dari rangkaian program UMM Ramadhan Berbagi.
Anak-anak yang datang terlihat antusias saat Mobil Kaca datang, pada Kamis 15 April 2021. Beberapa sibuk memilih buku. Sementara lainnya asyik melihat satu dua tayangan di layar. Usai membaca buku, mereka juga diajak untuk mengikuti kisah Momo dan Jojo.
Tidak ketinggalan permainan-permainan, seperti Rangku Alu, Hulahup serta memindahkan bola dengan tali juga membuat mereka asyik. "Kami berharap hiburan yang kami sediakan bisa membuat anak-anak kembali ceria seperti biasa dan pulih dari traumanya, termasuk sisi psikisnya," kata Nurul.
Sementara itu, Sugeng Isdianto selaku Ketua RT 04 RW 04 Desa Pamotan menjelaskan bahwa usai terjadi gempa, anak-anak terlihat murung dan sedih. Tidak jarang mereka menangis dan bingung akan situasi yang terjadi.
Untungnya, kata Sugeng, banyak bantuan datang dan menghibur. Isdianto juga merasa senang saat melihat anak-anak kembali ceria dan bahagia saat Mobil Kaca datang. "Bahagia rasanya melihat mereka kembali ketawa-ketawa. Semoga bisa segera membaik dan beraktivitas seperti sedia kala," ucapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sinta Oktavia, salah satu orang tua anak-anak korban gempa yang mengakibatkan kerusakan berbagai fasilitas umum dan rumah penduduk tersebut. Ia mengungkapkan bahwa anak-anak masih trauma dengan bencana gempa yang terjadi. Mereka mudah panik dan menangis.
Meski begitu, ia sangat senang ketika tim bantuan dari berbagai pihak datang dan menghibur mereka. "Kegiatan-kegiatan seperti ini penting bagi anak-anak, terutama mereka yang berusia di bawah lima tahun. Berbagai hiburan bisa membantu melupakan memori-memori buruk yang dialami beberapa waktu lalu. Semoga mereka bisa kembali ceria," harapnya. (Ant)
Advertisement