Cara Unik Rayakan HUT Ke-79 RI, Warga Trenggalek Kibarkan Merah Putih di Atas Tebing
Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia di Trenggalek dirayakan dengan cara yang unik dan sakral. Seperti yang terjadi di Desa Jajar, Kecamatan Gandusari, Trenggalek, warga mengibarkan bendera berukuran 15x9 meter di atas tebing setinggi 50 meter.
Pengibaran bendera ini dilakukan oleh tim pemanjat profesional yang telah mempersiapkan diri selama tiga hari. Persiapan mencakup perencanaan rute pendakian, pemasangan peralatan, serta pengujian kekuatan tali dan alat lainnya untuk memastikan suksesnya acara ini.
Upacara yang terlaksana di lapangan Desa Jajar itu dihadiri oleh peserta dengan pakaian sederhana, namun penuh semangat. Ketika bendera raksasa berkibar, seluruh warga yang hadir memberikan penghormatan dengan mengangkat tangan.
Kepala Desa Jajar, Imam Mukaryanto Edy, menyampaikan harapannya agar upacara dan pengibaran bendera ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia.
"Dengan semangat ini, kami berharap dapat mengugah rasa cinta tanah air dan patriotisme yang kuat di tengah masyarakat," ujar Imam yang akrab disapa Ime.
Acara ini mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan, tidak hanya karena keunikan cara peringatannya, tetapi juga karena makna mendalam yang terkandung di dalamnya.
“Pengibaran bendera raksasa di atas tebing tinggi seolah melambangkan semangat yang menjulang dan tak kenal menyerah, yang diharapkan dapat terus menyala dalam jiwa setiap warga Indonesia,” pungkasnya.
Hal serupa juga terjadi di Tebing Sepikul. Bendera dengan ukuran 30x20 meter dikibarkan di atas tebing sekitar 250-270 meter.
Anggota FPTI Jatim, Arif Gundani menjelaskan, meskipun persiapan tahun ini lebih mendadak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, namun pelaksanaannya berjalan lancar.
Bendera berukuran 30×20 meter berhasil dibentangkan di antara pitch 6 dan 7, pada ketinggian sekitar 250-270 meter di atas permukaan tanah.
“Persiapan kali ini cukup mendadak karena banyaknya kegiatan upacara bendera di wilayah masing-masing, tetapi FPTI Jatim tetap berkomitmen melaksanakan kegiatan ini dengan penuh semangat,” ujar Arif saat ditemui di lokasi.
Proses pengibaran dilakukan oleh lima pemanjat profesional, yakni Mohammad Hosein Pandu, Ramadhanu Imsaqi Ulany dari IMPALA UB Malang, Krisna Eko Wachyudi dari FPTI Tulungagung, serta Sukma Aji Dewantara dan Tatot Hermansyah dari Kompasneda Trenggalek.
Persiapan fisik, pemanasan, pengecekan alat, serta logistik telah dilakukan sejak 14 Agustus, sedangkan pembentangan bendera dilakukan pada 16 Agustus. Rencananya, bendera tersebut akan diturunkan kembali pada 17 Agustus sore.
Tebing Sepikul dikenal sebagai BigWall (dinding besar) tertinggi di Jawa Timur dan tertinggi kedua di Indonesia setelah Tebing Parang di Jawa Barat. Disebut BigWall jika ketinggian dinding minimal mencapai 300 meter dari permukaan tanah, sedangkan Tebing Sepikul memiliki tinggi sekitar 450 meter.