Cara Unik Jateng Sosialisasikan Bahaya Covid-19
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo punya cara unik untuk mensosialisasikan bahaya Virus Corona. Ia membuat kaus dengan desain unik bertema COVID-19.
Kaus tersebut bertuliskan kalimat sederhana berisi pesan lawan Corona, seperti, "Bersama Lawan Corona", "Cuci Tangan Terus Biar Gak Kena Corona Virus".
Ada juga yang berbahasa Jawa yakni " Nyedak Keplak" (ditampar kalau mendekat), " Lagi Wabah Becik Ning Omah" (Sedang Wabah Lebih Baik di Rumah).
Untuk sosialisasi warga menggunakan masker, ada kaus bertulis “Maskeran Keren”. Desainnya unik, karena jika dilihat dari jauh, orang akan membacanya sebagai “Mas Keren”.
Selain itu ada kaus tema mudik, yakni “ No Mudik No Cry" dengan gambar wajah Ganjar mengenakan wig ala Bob Marley.
Ganjar selalu mengenakan kaus tersebut dalam berbagai kesempatan. Tiap hari ia berkeliling penjuru daerah dengan sepeda atau sepeda motor. Ia mengedukasi warga tentang penggunaan masker, cuci tangan, dan pentingnya phisical distancing. Ganjar juga mengunjungi posko Corona dan balai karantina di desa-desa.
Bahkan saat sesi wawancara, kaus itu juga dikenakannya. Walhasil banyak warga dan netizen yang salah fokus dengan kaus. Mereka menyukainya dan berminat memesan.
“Karena yang pengen punya banyak, saya bilang ke temen-temen untuk dibuka pre-order saja. Semua bisa pesan dengan sekalian donasi, jadi harganya ditinggiin, keuntungan semua untuk donasi,” kata Ganjar.
Hanya kurun tiga hari, tercatat ada pemesanan sekitar 2.500 kaus. Order datang dari penjuru Nusantara. Bahkan ada yang memesan dari Malaysia, Singapura, Hongkong, dan Taiwan.
"Ini adalah bentuk kerja sama kepedulian terhadap sesama, wujud gotong royong masyarakat," ujar Ganjar.
Saat ini dari penjualan kaos itu telah terkumpul donasi sebanyak 170 juta. Sebagian telah digunakan untuk membuat masker kain sebanyak 20 ribu buah. Dalam proses produksi kaus dan masker, Ganjar sengaja melibatkan sejumlah konveksi-konveksi berskala kecil di berbagai daerah sebagai upaya untuk kembali menghidupkan ekonomi kerakyatan bagi kalangan yang terdampak wabah COVID-19.
Masker-masker itu kemudian dibagikan secara gratis kepada sejumlah masyarakat yang membutuhkan.