Cara Pemkab Banyuwangi Jemput Bola Layani Warga Perkebunan
Program “Camping Embun” (Camping Pelayanan Masyarakat Kebun), program layanan jemput bola kepada warga yang tinggal di tengah perkebunan dan kawasan hutan kembali digelar Pemkab Banyuwangi. Kali ini, Camping Embun digelar Dusun Sumberurip, Desa Barurejo, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi.
Kampung Mbaung, merupakan sebuah perkampungan kecil di tengah hutan pinus. Untuk bisa menjangkau Kampung Mbaung hari menempuh jarak sejauh 12 kilometer, dari perkampungan utama Dusun Sumberurip. Jalurnya melewati jalan berbatu dan hutan jati.
"Bapak mau mengurus apa? Silakan dimanfaatkan program ini Pak, surat dan dokumen apa yang seharusnya dibutuhkan segera diurus sekarang, biar dibantu petugasnya. Layanan ini gratis," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, menyapa warga, Hasim Asari, Minggu, 14 Nopember 2021.
Ipuk hadir langsung di lokasi pelaksanaan Camping Embun guna memastikan pelayanan yang digelar di SDN 8 Barurejo berjalan dengan lancar. Kedatangannya sekaligus meninjau kondisi kampung tersebut, selain membuka layanan administrasi kependudukan, juga digelar vaksinasi Covid-19 dan imunisasi anak.
Ipuk menjelaskan, dalam Camping Embun, petugas menginap untuk melakukan jemput bola pelayanan kepada masyarakat yang berada di tengah perkebunan dan kawasan hutan. Program ini dihadirkan Pemkab Banyuwangi ke lokasi tersebut karena akses dari perkebunan dan kawasan hutan ke Kantor Desa jauh, bisa satu jam bahkan dua jam.
“Sedangkan untuk mengakses online, tidak semua warga punya smartphone. Belum lagi kendala sinyal. Makanya kami jemput bola, bahkan sampai camping,” ungkapnya.
Jumlah warga yang tinggal di kawasan perkebunan/hutan memang tidak sebanyak warga di pusat Desa atau pusat Kecamatan. Meski demikian, semua hak kependudukan warga dan layanan dasar harus dipenuhi.
"Kalau bicara statistik, tentu jumlah penduduk kawasan perkebunan lebih sedikit. Namun, hak dokumen kependudukan harus dipenuhi. Demikian pula kita upayakan peningkatan pelayanan dasar,” ujarnya.
Menghadirkan layanan di Kampung Mbaung ini bukanlah hal mudah. Di kampung luas yang dihuni sekitar 200 kepala keluarga ini, tim harus membawa genset dan menggelar kabel internet sejauh 1,5 km agar layanan kependudukan yang dibutuhkan masyarakat setempat segera terselesaikan. Ipuk pun mengapresiasi seluruh petugas yang telah bekerja keras hingga menginap.
“Bukan perkara biaya yang besar, namun ini adalah upaya kami agar hak-hak warga terpenuhi. Kalau warga punya surat kependudukan lengkap, otomatis dapat mengakses layanan publik lainnya dengan baik,” bebernya.
Selain melihat layanan, Ipuk juga melihat perkembangan infrastruktur yang ada di Desa tersebut. Tujuannya, untuk mengecek apa yang bisa dilakukan Pemkab di kawasan tersebut. Mengingat kampung tersebut berada di bawah pengelolaan Perhutani.
“Pembangunan kawasan ini memang memiliki aturan tersendiri. Tak boleh sembarangan untuk dibangun. Harus seizin pengelolanya. Tadi kami cek sama Dinas PU, ada sejumlah infrastruktur yang akan kita garap tahun depan di kampung tersebut,” jelasnya.
Sebelumnya, Pemkab Banyuwangi juga melakukan penguatan SDM di kampung tersebut lewat program Banyuwangi Mengajar. Pemkab mengirimkan sarjana-sarjana terbaiknya untuk mengabdikan diri, mengajar, dan memberi motivasi kepada anak-anak di Desa-desa terpencil itu.
“Sejak 2016 sarjana fresh graduate dikirim di SD tersebut. Mereka tak hanya mengajar, namun juga memotivasi para pelajar untuk tidak putus asa di tengah keterbatasan. Saat ini, dua sarjana program Banyuwangi Mengajar bertugas di sana,” katanya.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas PU Cipta Karya, Perumahan dan Pemukiman Banyuwangi Danang Hartanto menjelaskan, dalam waktu dekat akan dilakukan pembangunan infrastruktur untuk memudahkan para pelajar SD di kawasan tersebut. “Selain itu, jalan menuju wilayah perkampungan juga akan kami bantu. Kami akan koordinasi dengan Perhutani sebagai pengelola,” kata Danang.
Sebagai warga, Hasim mengaku sangat terbantu dengan adanya program Camping Embun ini. Karena prosesnya cepat. Ia yang sedang mengurus akta kelahiran putranya tidak perlu jauh-jauh datang ke kantor desa untuk mengurus administrasi. "Saya mengurus akta kelahiran anak kedua dan ketiga. Alhamdulillah beres di hari yang sama, cepat sekali," katanya.
Hal yang sama dirasakan Suwono. Dia senang karena dapat mengurus beberapa administrasi kependudukan dalam satu waktu. Dalam sehari ia mendapatkan apa yang dibutuhkan, yakni Kartu Keluarga, akta kelahiran, dan Kartu Identitas Anak (KIA). "Mudah-mudahan layanan seperti ini rutin dilakukan," harapnya.
Layanan Camping Embun ini telah digeber beberapa kali, antara lain di Perkebunan Kapuk Wongsorejo, Perkebunan Kopi Malangsari, dan Perkebunan Kendenglembu Glenmore.
Advertisement