Cara Pebalap Sepeda Hadi Tombro Berdonasi Lewat Gowes
Banyak cara untuk berbuat baik. Berdonasi adalah salah satunya. Tetapi Trihadi Siswanto memiliki cara yang unik. Dia adalah cyclist sejati. Mantan pembalap tim terkenal.
Sebenarnya, Hadi Tombro, sapan akrabnya ingin menjalankan misi sosial ini awal tahun 2021. Tetapi terkendala dengan pandemi Covid19. “Sempat pindah jadwal menjadi Agustus. Sayangnya, Covid19 masih tinggi-tingginya. Akhirnya, baru terlaksana Desember ini,” bukanya.
Tombro akan gowes sejauh 506 km dan mendapatkan elevation gain 4.553 meter. Berangkat hari ini, 29 Desember tepat jam 12 malam. Berakhir tanggal 30 Desember jam 12 malam.
“Saya libur kerja tanggal 27 Desember hingga 3 Januari. Jadi saya putuskan berangkat tanggal 29 Desember,” bilangnya.
Jadi dalam 24 jam itu, Tombro akan melewati rute Sidoarjo, Jombang, Nganjuk, Madiun, Magetan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Kediri, Kandangan, Batu, dan pulang Sidoarjo.
“Saya akan menanjak di daerah Kandangan ke Batu. Dan medan rolling di Madiun, Magetan, dan Ponorogo. Akhir tahun ini ada tantangan Rapha Festive500. Jadi saya berdonasi sekaligus selesaikan tantangan ini,” jelas Tombro yang berangkat dari Kedai Djengsri, Sidoarjo ini.
Meski Tombro adalah mantan atlet, tetap saja rute ini terhitung berat untuknya. Dia benar-benar mempersiapkan diri secara maksimal. Karena tinggalnya di Jakarta, jadi rute latihannya full flat sejauh 50 km setiap harinya.
“Weekend saya gowes agak jauh 90an km biar endurancenya dapat,” jelas pria kelahiran 13 April 1990. Soal kekuatan gowes dan rute, Tombro sudah siap. Tinggal memikirkan cara berdonasinya.
Beruntung, dia bertemu dengan Agnes Yuliavitriani, salah satu pengurus dari yayasan Ayo Peduli Indonesia. Agnes sangat mendukung keinginan Tombro berdonasi ini.
Ibu dua anak ini memberikan dua opsi. Menyalurkan uang sumbangan dari para donatur ke dalam bentuk beasiswa atau rumah pintar. Untuk wilayah sumbangan donasi, Tombro memilih anak-anak Papua.
“Daerah sana masih belum banyak infrastruktur pendidikan. Jadi saya usahakan fokus dana donasi teman-teman untuk memajukan pendidikan daerah Papua. Akhirnya saya pilih program rumah pintar karena ada unitnya,” jelas Tombro yang menargetkan bisa mendapat donasi Rp. 100 juta.
Tim dari Ayo Peduli Indonesia menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan administrasi dan flyer. Sedangkan Tombro mempersiapkan fisik dan mengajak satu pengendara motor untuk menemaninya.
“Teman bermotor ini untuk dokumentasi. Dan untuk pitstop saya tidak mematok. Tinggal disesuaikan dengan fisik saja. Paling tidak setiap 50an kilometer saya akan stop sekitar lima menit saja,” jelasnya.
Gowes 24 jam ini perlu banyak persiapan pendukung. Seperti membawa BIB short, jersey, kaus, jaket waterproof, jaket windbreaker, ban dalam, ban luar, rantai, minyak rantai, pompa, tool kit, sandal, lampu depan belakang, power bank, dan speaker.
Tak lupa juga bawa Power Gel. Sedangkan untuk makanan bisa beli di warung-warung sepanjang perjalanan. Semua barang bawaan itu dimasukkan ke dalam saddle bag, frame bag, dan handlebar bag.
“Untuk sepeda, saya menggunakan sepeda gravel BoltCutter dengan ban ukuran 30 mm,” bilangnya.
Harapan terbesarnya adalah kesuksesan program donasi bersepeda pertama ini. Setelah ini sukses, Tombro akan melanjutkan program ini untuk daerah lainnya di Indonesia timur.
“Saya ingin sekali berbagi untuk sesama. Tetapi saya hanya mampu bersepeda. Untuk dana, saya mengandalkan sumbangan para donatur. Dan dibantu Ayo Peduli Indonesia untuk kampanye ini sekaligus menyalurkannya,” ujar Tombro sambil membagikan link www.ayobantu.com/campaign/rumahpintar.haditombro .
Hingga berita ini ditulis, Tombro sudah berhasil mengumpulkan donasi hingga Rp. 49.930.000. “Donasi masih dibuka hingga akhir Januari 2022. Jadi buat siapapun yang tergerak ingin menyumbang bisa klik link ayobantu,” tutup Tombro.