Bikin Takjub! Cara Nabi Nuh Membuat Kapal dan Membawa Hewan
Pada akhir tahun 2022, para peneliti melakukan penggalian di Gunung Ararat, Turki yang diyakini terdapat sisa-sisa bahtera Nabi Nuh Alaihissalam. Untuk mencari bahtera yang diceritakan dalam Taurat, Alkitab dan Al-Quran itu para peneliti membentuk tim yang dibentuk oleh Ağrı Ibrahim Çeçen University (AIÇU) dan Istanbul Technical University (ITU).
Sampel yang mereka gali meliputi fragmen tanah dan batuan dan ditemukan di daerah tersebut oleh para peneliti, yang meliputi akademisi yang ahli di bidang geofisika, kimia, dan geo-arkeologi. Sampel kemudian dikirim ke laboratorium ITU untuk diperiksa.
Terkait kisah bahtera Nabi Nuh Alaihissalam (AS) termaktub dalam Kitab An-Nawadir. Terdapat bab khusus yang membahas cara Nabi Nuh membuat kapal dan membawa hewan. Berikut kisahnya:
Ketika Nuh bertanya kepada Tuhannya, “Bagaimana membuat rahu?"
Allah SWT memberikan wahyu kepada Jibril agar mengajarkan pembuatan perahu itu. Kemudian, Nuh menggergaji kayu jati sebagai dinding perahu, menempelkan sebagian kepada sebagian yang lain, dan menguatkannya dengan paku sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Abbas:
Kepala kapal berbentuk seperti burung, ekornya seperti ekor ayam jantan, paruhnya seperti paruh elang, sayapnya seperti sayap rajawali, dan mukanya seperti muka merpati.
Nuh menjadikan kapal itu tiga tingkat, ada yang bilang tujuh tingkat. Kapal itu mempunyai panjang seribu dzira', lebar enam ratus dzira', dan tinggi tiga ratus dzira'.
Menurut pendapat lain, panjangnya empat ratus dzira', lebarnya dua ratus dzira' dengan tujuh tingkat. Jarak di antara dua tingkat adalah sepuluh dzira'. Setiap tingkat mempunyai satu pintu. Lalu, ia membuat rantai dari besi dengan lapis dari aspal.
Allah SWT memerintahkan agar memaku semua sisinya dan melukis di atas paku itu dengan huruf 'ain. Kemudian, Nuh bertanya kepada Tuhan tentang faedahnya.
“Itu adalah nama-nama sahabat Muhammad, yaitu 'Atiq, Umar, Utsman, dan Ali,” jawab Allah SWT.
Persediaan Air dan Tempat Makanan
Nuh membuat tempat persediaan air dan tempat makanan untuk perjalanan selama enam bulan. Allah Swt. menurunkan permata yang digunakan sebagai penerang, seperti matahari. Dengan permata itu, bisa diketahui waktu-waktu shalat, jam, malam, dan siang.
Menurut suatu pendapat, pembuatan kapal itu menghabiskan waktu selama empat puluh tahun.
Kaum Nabi Nuh pernah datang ke kapal tersebut, dan menyalakan api untuk membakarnya. Namun, api itu sama sekali tidak membakar kapal sedikit pun. Mereka berkomentar bahwa itu adalah kekuatan sihirnya.
Ketika pembuatan kapalnya selesai, Allah SWT berkata kepada kapal dengan bahasa yang dimengerti oleh orang-orang secara jelas. Lalu, kapal itu menjawab, “Laa ilaaha illa allaahu, ilaahu al-awwaliin wa al-aakhiriin. Aku adalah perahu keselamatan. Siapa saja yang menaikinya, maka akan selamat. Dan, siapa saja yang menolakku, maka akan mati.”
Nuh berkata kepada kaumnya, “Apakah kalian sekarang beriman?”
Mereka menjawab, "Tidak! Ini hanya rekayasa kekuatan sihirmu, wahai Nuh.”
Selanjutnya, Nuh memanggil dengan perintah Allah SWT kepada semua hewan, hewan buas, burung, dan hewan melata, “Kemari! Masuklah ke dalam kapal sebelum azab turun.”
Allah SWT menyampaikan panggilan Nuh tersebut ke timur dan barat. Nuh mengambil satu pasangan dari setiap jenis. Setelah itu, Allah SWT memerintahkan angin membawa jenis-jenis pohon masuk ke dalam kapal. Nuh membawa dari setiap jenis satu pohon.
Di tingkat pertama, Nuh menempatkan laki-laki dan perempuan yang berjumlah delapan puluh orang. Bersama mereka adalah Tabut yang di dalamnya terdapat Adam, Hawa, Hajar Aswad, Maqam Ibrahim, tongkat para nabi dan rasul lengkap dengan nama pemiliknya.
Di tingkat kedua, Nuh membawa hewan-hewan buas, hewan melata, dan hewan sembelihan. Di tingkat ketiga, Nuh membawa burung. Di tingkat keempat, Nuh menempatkan pohon-pohon.
Di tingkat kelima, Nuh menempatkan hewan-hewan yang mempunyai cakar, harimau, dan singa.
Di tingkat keenam, Nuh menempatkan ular dan kalajengking. Dan, di tingkat ketujuh, Nuh menempatkan gajah.
Semoga mendapat ridha-Nya Amin.
Wallahu a'lam. Demikian dijelaskan dalam Kitab An-Nawadir, semoga bermanfaat.
Dzikir Harian
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ.
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Sayyidul Istighfar
اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآ إِلٰهَ إِِلآّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَ أَبُوْءُ بِذنْبِي، فَاغْفِرْلِيْ ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلاَّ أَنْتَ
Artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu ta’at kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Shalawat Fatih
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ .
Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya
زيني الياس