Cara Masyarakat Adat Melawan Pandemi Covid-19
Sejumlah peneliti memaparkan hasil penelitian tentang cara masyarakat adat dalam menangani pandemi Covid-19, dalam webinar internasional yang digelar FISIP Universitas Jember.
Peneliti asal Selandia Baru, Betsan Martin dan Makarena Phillips menuturkan bagaimana masyarakat Maori menangani Covid-19. Di sana terdapat tradisi pemuda-pemudi yang berusia di atas 18 tahun, wajib memberikan bantuan kepada warga lainnya seperti para lanjut usia.
"Mereka menjadi semacam sukarelawan yang membantu warga lain menyediakan makanan dan bantuan lainnya di masa pandemi Covid-19 di kalangan warga Maori," kata Makarena Philips yang juga asli Suku Maori itu, Senin 20 Agustus 2020.
Peneliti lainnya Martinus Nanang, menemukan hanya satu kasus positif Covid-19 dalam masyarakat Dayak di Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. "Hanya ditemukan satu kasus positif Covid-19 dari 1.426 jiwa yang ada dan kondisi itu tidak lepas dari peran tetua suku dan tokoh setempat yang mengimbau warga agar tidak ke luar daerahnya," katanya.
Selain itu, mereka juga melarang tamu untuk datang. Larangan itu diperkuat dengan tradisi ritual yang mengikat warga Dayak sehingga dipatuhi. Kondisi alam Mahakam Ulu yang masih susah diakses juga membantu sehingga arus keluar masuk orang tidak banyak.
Namun, hasil temuan juga mendapati jika selain menghadapi dampak kesehatan, masyarakat pribumi juga mengalami dampak ekonomi, seperti yang disampaikan oleh Anchasa Pramuanjaroenkij, peneliti dari Kasetsart University yang meneliti kehidupan enam suku pribumi di Provinsi Sakon Nakhon, Thailand.
"Kami melakukan pemberdayaan ekonomi dengan cara mendorong warga pribumi membuat masker dari kain yang mereka tenun dengan pewarna biru indigo organik," katanya.
Menurutnya, langkah itu diambil mengingat tidak ada wisatawan yang datang, sementara menjual hasil produk hasil tenun ke luar daerah, belum diizinkan.
Sementara itu, keberpihakan negara disampaikan oleh Menteri Sosial Juliari P. Batubara yang turut menjadi salah satu pemateri dalam webinar internasional itu.
Menurutnya, Kemensos telah memberikan bantuan dan pendampingan bagi masyarakat adat di Indonesia untuk mencegah pandemi Covid-19 melalui Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil.
"Salah satunya memberikan bantuan berupa uang dan pemberian KTP sementara bagi warga orang rimba di Jambi agar mereka bisa mengakses fasilitas kesehatan yang ada," katanya. (Ant)
Advertisement