Cara Indonesia Berbagi Pengalaman ke Dunia
BALI Democracy Forum (atau BDF) yang berlangsung setiap tahun di Nusa Dua Bali selalu sukses. Lebih dari 60 negara hadir. Mereka diwakili para presiden, perdana menteri, dan menteri luar negeri. Inilah forum Negara-negara Asia-Pasifik yang membicarakan berbagai isu demokrasi global, toleransi agama, transparansi pemerintahan, konflik global dan sebagainya.
Forum ini adalah inisiatif Indonesia yang ingin berbagi pengalaman perjalanan demokrasi di Indonesia sekaligus tantangan-tantangan yang dihadapi Indonesia selama ini. Forum ini pada awalnya di peruntukkan untuk negara-negara tetangga secara terbatas. Akan tetapi karena inisiatif Indonesia ini sangat menarik maka negara–negara yang tertarik untuk mengikuti Forum ini meluas sampai ke negara-negara Timur Tengah seperti Mesir dan Tunisia. Bahkan kabarnya Rusia dan Cina tertarik untuk ikut serta.
Indonesia tanpa harus malu berbagi pengalaman yang pahit sekalipun. Misalnya soal masih maraknya korupsi, konflik horizontal masyarakat atau praktek money politik di dalam setiap ajang pemilihan kepala daerah. Selain itu, Indonesia juga menyampaian persoalan kemiskinan, dan pengangguran yang dihadapi serta masalah-masalah sosial dan ekonomi lainnya.
Akan tetapi dengan berbagai masalah itu Indonesia mampu melakukan transformasi damai dari negara otoriter menjadi negara demokrasi. Juga negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia yang mencapai kemajuan dalam demokraasi. Indonesia bisa menunjukkan bahwa Islam itu compatible dengan demokrasi.
Sebagai pelaksana atau Implementing Body dari Forum ini dibentuklah lembaga yang disebut IPD atau Institute for Peace and Democracy. IPD ini dibawah Universitas Udayana Bali dan secara rutin menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bagi para politisi atau civil society dari negara-negara Asia – Pasifk. Direktur IPD, Dr. Ketut Erawan menjelaskan, para pelaku demontrasi Arab Spring dari Mesir (yang dikenal demonstrasi di Tahrir Square) dan Tunisia serta Myanmar aktif mengikuti setiap pelatihan. Mereka bahkan ingin belajar pengalaman Indonesia dalam menggunakan Pancasila sebagai filosofi negara (sementara lucu di negeri sendiri Pancasila mulai di pinggirkan).
Para peserta pelatihan bisa melihat pengalaman proses demokrasi di Indonesia. Termasuk cerita perilaku anggota DPR dari hal-hal yang positif maupun negatif misalnya berhasil menggodok Undang-Undang yang penting sampai ada gambar anggota DPR yang tidur ketika ada sidang…. ; selain itu banyak peserta pelatihan (para politisi) dari negeri Islam seperti Pakistan, Bangladesh dan Afghanistan yang terkesima dengan seluruh komitment partai – partai politik di Indonesia termasuk partai yang berbasis Islam untuk tetap menjunjung tinggi NKRI dan menjaga hubungan antar masyarakat yang beragam.
IPD ini sering menjadi mentor dalam pelatihan dan diskusi tentang demokrasi di negara-negara Asia Pasifik dan Timur Tengah. Beberapa tokoh penting Indonesia seperti Almarhum Kiai Haji Hasyim Muzadi, mantan Menteri Luar Negeri Hasan Wirayuda dan tokoh reformasi TNI Agus Wijaya sering menjadi pembicara dalam pelatihan-pelatihan tersebut.
Sayang sekali, inisiatif Indonesia yang cemerlang ini tidak menonjol dalam pemberitaan media cetak maupun elektronik. Kalah dengan pemberitaan soal dugaan korupsi anggota DPR, soal perselingkuhan di lingkungan selebriti, atau hal-hal lain yang tidak bermanfaat. Padahal Forum ini adalah bentuk insiatif bangsa Indonesia untuk perdamaian dunia; oleh karena itu bangsa ini terutama generasi muda harus mengetahui pencapaian positif negaranya sendiri walaupun disana sini masih ada berbagai kekurangan. *)
Advertisement